Hijrah Itu Move On
Hari ini Ahad 7 Juli 2024 penanggalan Islam telah masuk di 1 Muharram tahun 1446 Hijriyah. Artinya Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabatnya hijrah dari Mekkah ke Medinah terjadi sekitar 1446 tahun yang lalu. Mari renungi hijrah ini agar mendapatkan pelajaran, tidak berlalu tanpa makna.
Hijrah artinya berpindah. Pada zaman Nabi, pindah tempat bermukim dari Mekkah ke Medinah. Berpindah karena menjaga iman. Hijrah menjadi batu saringan dan ujian antara mereka yang beriman dan tidak. Bayangkan, berjalan kaki atau kendaraan terbatas di padang pasir sejauh 600 km dengan meninggalkan harta benda di Mekkah. Belum lagi jiwa terancam karena dicegat oleh kaum kafir Quraisy. Hanya mereka yang imannya kuat yang hijrah.
Jadi spirit hijrah itu move on. Berani berpindah dan mengambil resiko demi mempertahankan keyakinan untuk menyambut masa depan yang gemilang. Selalu ingin berubah menuju kondisi yang lebih baik lahir dan batin.
Apakah spirit tersebut masih relevan di zaman ini? Tentu saja masih relevan. Salah satu ciri zaman ini yaitu pragmatisme dan potong kompas, ingin meraih sukses dengan cepat dan menghalalkan segala cara. Tidak ingin mengikuti proses, prosedur dan aturan.
Pragmatisme melahirkan manusia egois yang tega mengorbankan siapa saja demi kepentingan pribadi dan kelompoknya. Tidak memiliki prinsip sehingga ikut arus meskipun tidak sesuai hati nurani.
Semangat hijrah perlu dipompakan kembali bahwa dalam hidup ada prinsip keimanan yang harus dipegang kuat dan diperjuangkan. Ada kebenaran yang harus ditegakkan meskipun langit akan runtuh.
Pada era sekarang ini banyak orang berlomba meraih kekuasaan untuk keuntungan pribadi berupa harta, wanita dan nama. Kita pun menyaksikan para pejabat yang ditangkap oleh KPK. Bahkan diberhentikan oleh Dewan Kehormatan karena pelanggaran etika. Itu semua karena hilangnya semangat hijrah yaitu konsisten dan istiqamah memegang teguh kebenaran. Hilangnya rasa malu dan menjaga martabat diri.
Pada era sekarang ini banyak pengusaha yang mencari keuntungan semata tanpa mempertimbangkan kelestarian alam dan kemanusiaan. Mereka mengeksploitasi alam dan membayar murah upah tenaga kerja demi meraih laba yang besar. Itu semua karena hilangnya semangat hijrah yaitu menjaga keadilan dan harmoni dalam kehidupan.
Semangat hijrah juga mengajarkan bahwa hidup perlu pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, harta, bahkan jiwa demi meraih kehormatan dan keselamatan jangka panjang di kehidupan akhirat. Maka di zaman ini mari selalu ingat hidup setelah mati yaitu akhirat yang abadi. Dunia hanya tempat transit menyiapkan bekal perjalanan panjang melalui iman, ilmu dan amal shaleh.
Selamat Tahun Baru 1446 Hijriyah. Selamat berhijrah lahir dan batin. Semoga sukses dalam menjalani kehidupan. Dapat meraih bahagia dunia dan akhirat. Aamiin.
Bandung, 7 Juli 2024