Haji Mabrur

Author :

Tahun ini terdapat 221.000 jamaah haji dari Indonesia. Sejak 11 Juni hingga 11 Juli 2025 seluruh jamaah haji akan kembali ke daerahnya masing-masing. Jika sebagian besar jamaah haji yang kembali ke tanah air meraih haji mabrur maka akan membawa dampak kepada masyarakat sekitarnya. Mereka akan menjadi agen perubahan menuju masyarakat yang lebih baik karena memiliki ciri-ciri yang diperoleh dari hikmah ritual haji. 

Ciri pertama, yaitu selalu dzikrul maut atau ingat akan mati. Tergambar pada pakaian ihram yang serba putih seperti mayat. Digambarkan pula dengan bacaan talbiyah. Esensinya teken kontrak bahwa pujian, kenikmatan, dan kekuasaan, seluruhnya diserahkan kepada Allah. Jemaah haji, sebagaimana mayat,  tidak ingin dipuji, tidak menggerutu dan tak sok kuasa. 

Ciri kedua yaitu berhati-hati menjalani kehidupan. Tergambar pada saat wukuf di Arafah jutaan manusia berkumpul dengan pakaian serba putih. Arafah adalah miniatur alam mahsyar saat manusia menunggu pengadilan Allah untuk mempertanggungjawabkan segala amalnya di dunia. 

Ciri ketiga yaitu menjunjung persamaan dan jauh dari sikap diskriminatif.   Dilambangkan dengan pakaian yang seragam, tiada beda. Dilambangkan dengan mencium hajar aswad, batu yang hitam. Mengapa batu hitam dicium sementara orang hitam dijauhi. Artinya tidak boleh ada perasaan bahwa etnis tertentu lebih baik dari etnis lainnya.

Ciri keempat yaitu senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Tergambar pada gerakan thawaf mengelilingi Ka’bah tujuh kali putaran. Bermakna sebagai penyadaran  dan kerendahan hati manusia yang sedang berusaha antri untuk mendekat kepada pusat kekuasaan, yakni Allah SWT dalam rangka  mendapatkan ampunan dan ridha-Nya. 

Ciri kelima yaitu seimbang ikhtiar dan do'a. Tergambar pada aktivitas sa’i, lari-lari kecil dari bukit Shofa ke bukit Marwah sebanyak tujuh kali. Ikhtiar yang penuh kesabaran dan juga keuletan. Pantang menyerah sebagaimana Siti Hajar terus berlari mencari air. 

Ciri keenam yaitu melemparkan sifat syaitan dalam diri. Tergambar pada aktivitas melempar jumroh sebagai upaya memperjelas perbedaan antara mukmin dengan syetan. 

Ciri ketujuh yaitu sabar menunggu ampunan Allah. Tergambar pada wukuf , diam di padang arafah sambil berdo’a, bertaubat, dan berdzikir kepada Allah. 

Ciri kedelapan yaitu mengikis sikap sombong, takabur dan arogan dalam hati. Tergambar pada tahallul, mencukur rambut yang sering dilambangkan sebagai mahkota keindahan. 

Jika semua ciri-ciri haji mabrur meresap ke dalam diri setiap jemaah haji yang pulang ke tanah suci, negeri ini akan berubah menjadi lebih baik. 

Akan lahir pribadi yang senantiasa ingat mati, berhati-hati menjalani hidup, tidak diskriminatif, senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, seimbang ikhtiar dan do'a, melemparkan sifat syaitan dalam diri, sabar menunggu ampunan Allah, dan jauh dari sombong dan arogan. Wajar saja haji mabrur balasannya surga di akhirat karena dapat mewujudkan surga di dunia. Semoga.

Previous PostHikmah Idul Qurban
Next PostSemangat Hijriyah
ARSIP MESSAGE OF THE DIRECTOR