Tanda Tanda Orang yang Celaka

Author :

Renungan Hari Ke-13

Seorang ulama menulis dalam kitabnya tentang ciri-ciri orang yang celaka

. Menurut beliau ada 4 ciri-cirinya. Pertama, tidak mengingat dosa dosa yg telah berlalu. Akibatnya tidak ada penyesalan. Tidak ada keinginan untuk bertobat dan mudah untuk mengulangi kembali.

Padahal ciri orang bertakwa bukanlah orang yang tidak punya dosa. Tapi jika melakukan salah segera ingat Allah, memohon ampun kepada-Nya dan berjanji tidak mengulangi. Jika punya salah pada manusia segera memohon maaf.

Ciri kedua orang yang celaka yaitu selalu menyebut nyebut kebaikan yang telah diperbuat. Akibatnya pahala kebaikannya dapat hilang karena riya. Padahal amalan yang baik yaitu seperti ungkapan Rasulullah "tangan kanan memberi tangan kiri tidak tahu". Selain itu suka menyebut kebaikan juga dapat menyakiti perasaan orang yang menerima kebaikannya.

Memperlihatkan kebaikan bisa saja dilakukan jika dimaksudkan untuk memotivasi orang lain. Misalnya ada penggalangan dana untuk pembangunan masjid. Niatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Tentu dengan tetap menjaga keikhlasan hati.

Ciri ketiga orang yang celaka yaitu memandang harta orang lain lebih unggul. Akibatnya tumbuh iri hati dan susah bersyukur. Iri hati cirinya yaitu SOS. Sengsara melihat orang lain senang dan senang melihat orang lain sengsara.

'Iri hati' bisa saja positif jika jadi motivasi kebaikan. Jika orang lain bisa beli mobil dari harta yang halal mengapa saya tidak bisa. Lebih bagus lagi jika itu amal ibadah. Misalnya orang lain bisa baca Al Qur'an dengan benar maka saya juga bisa. Jika orang lain bisa khatam 30 juz di bulan Ramadhan maka saya juga bisa.

Ciri keempat orang yang celaka yaitu memandang remeh orang lain karena penampilannya biasa saja. Dia terjebak pada bungkus bukan isi. Banyak ulama dan orang saleh yang sangat tawadhu. Penampilan biasa saja tapi ternyata ilmunya luar bisa. Maka pandanglah manusia apa adanya. Kemuliaan bukan karena penampilan. Bukan karena harta dan tahta. Tapi kemuliaan karena ketakwaan.

Makassar, 29 Mei 2018

Previous PostPahala dan Tingkat Kesulitan
Next PostHikmah Peristiwa
ARSIP MESSAGE OF THE DIRECTOR