Merenungi Waktu di Akhir Tahun 2017

Author :

Pagi, siang, sore dan malam terus berlalu seiring dengan perjalanan bumi mengelilingi matahari. Usia bumi pun semakin bertambah. Namun ibarat paket kuota internet jika penggunaan bertambah maka sisa paket internet terus berkurang. Bumi juga demikian. Seiring dengan jumlah tahun yang bertambah dari 2017 ke 2018 dan seterusnya berarti bumi dekat pada 'ajalnya'. 


Demikian pula kita manusia sebagai penghuni bumi. Seiring dengan semakin tuanya bumi maka jatah umur hidup kita di dunia semakin berkurang. Berarti kesempatan kita untuk berbuat, beramal saleh, menyiapkan bekal ke akhirat semakin berkurang juga. 

Jika ini kita renungi seharusnya kita bersedih. Namun sungguh aneh sebagian manusia. Datangnya tahun baru malah bergembira. Bagusnya bagaimana dong? 

Sebenarnya bergembira boleh saja jika itu sebagai wujud syukur bahwa Allah masih memberi kesempatan hidup di tahun baru. Namun bergembira bukan berarti hura hura dan pemborosan dana dan waktu tanpa ada manfaat. 

Akan lebih baik jika di akhir tahun kita manfaatkan untuk menguatkan tekad agar menjadi lebih baik dari tahun 2017 sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW "barangsiapa yg hari ini lebih baik dari hari kemarin maka itulah orang yang beruntung". 

Jika ingin menjadi lebih baik tentu butuh perencanaan. Kesuksesan berawal dari rencana. Kaidah manajemen mengatakan "fail to plan = plan to fail". Berarti juga sukses merencanakan = merencanakan kesuksesan. 

Agar sukses merencanakan maka harus sukses mengevaluasi perjalanan tahun sebelumnya. Untuk itu dibutuhkan kebesaran hati dan kejujuran kepada diri sendiri. Kebesaran hati untuk menerima kondisi apapun tanpa mencari kambing hitam. Kejujuran pada diri sendiri untuk melihat pada lingkaran pengaruh bukan lingkaran peduli. Kesadaran bahwa kita sebagai pemain dan bukan pengamat. Jika ini bisa terjadi maka akan terlihat dengan jernih apa yang harus diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya. 

Itulah makna sejati dari refleksi atau muhasabah. Di akhir tahun ini mari melakukan refleksi dan muhasabah diri. Semoga Allah masih memberi kesempatan untuk berkarya di tahun 2018 sehingga kita dapat menjadi manusia yang menjadi lebih baik. Amin. 

"Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Dan nasihat menasihati dalam kebenaran. Dan nasehat-menasehati dalam kesabaran. (Q.S.Al 'Ashr : 1-3). 

Makassar, 30 Desember 2017

Previous PostMenjadi Ibu Seutuhnya
Next PostSemangat Hijriyah
ARSIP MESSAGE OF THE DIRECTOR