Jadilah Kupu-Kupu

Pasca Ramadhan dan masuk lebaran, hal yang harus direnungi yaitu apa dampak dari puasa, shalat tarawih, tilawah al Quran, ZIS dan ibadah lainnya pada diri kita?
Ramadhan sebagai proses pembinaan diri diharapkan memberikan
dampak perubahan. Ibarat puasanya ulat yang mengubahnya menjadi kupu-kupu.
Berubah menjadi lebih baik, indah dan bermanfaat.
Saat masih ulat sifatnya merusak tumbuh-tumbuhan. Setelah jadi
kupu-kupu membantu penyerbukan. Saat masih ulat terlihat menjijikkan. Setelah
jadi kupu-kupu menjadi indah dan menawan. Saat masih ulat mobilitas terbatas.
Setelah jadi kupu-kupu bisa terbang sampai jauh menebar manfaat. Ada 5
ciri-ciri puasa manusia yang berkarakter kupu-kupu yaitu ikhlas, sabar, lembut,
amanah dan manfaat. Dapat disingkat dalam akronim ISLAM.
Ikhlas yaitu tulus tanpa pamrih, melakukan sesuatu semata-mata karena
Allah. Cirinya tetap berbuat baik meskipun tidak mendapat pujian. Atau tidak
berhenti berbuat baik meskipun mendapatkan cacian dan hinaan. Semua tetap
dilakukan karena Allah. Puasa sebagai ibadah rahasia hanya Allah dan yang
berpuasa yang tahu. Bisa saja berpura-pura puasa. Tapi itu tidak dilakukan
karena yakin Allah pasti Tahu. Keyakinan ini akan membuat kita ikhlas dalam
beramal.
Ciri kedua yaitu sabar. Puasa melatih kita menahan diri dari 3 hal yang
membatalkan puasa yaitu makan, minum dan hubungan suami istri. Ketiga hal itu
di kondisi normal adalah hal yang halal. Namun menjadi haram saat puasa.
Asumsinya yang halal saja bisa dihindari apalagi yang haram.
Sabar ada tiga jenis yaitu sabar menghadapi musibah, menjalankan
perintah dan menjauhi larangan. Puasa melatih sabar jenis kedua dan ketiga.
Sabar menghadapi musibah relatif lebih mudah karena tidak ada pilihan. Sabar
menjalankan perintah dan menjauhi larangan lebih sulit karena melawan hawa
nafsu dan rasa malas. Itulah yang dilatih di bulan Ramadhan.
Ciri ketiga yaitu lembut dan luhur. Maksudnya madrasah ramadhan melatih
kita memiliki hati yang lembut sehingga mudah tersentuh saat mendengar ayat Al
Qur'an dibacakan. Hati yang lembut juga memudahkan khusyu dalam shalat, zikir
dan do'a. Hati yang lembut juga memudahkan tersentuh dan empati sehingga mudah
menolong orang lain. Hati yang lembut juga membuat akhlak jadi luhur dan mulia.
Kata-kata tidak menyakitkan, perbuatan jadi menyenangkan.
Ciri keempat yaitu amanah artinya menjaga titipan usia, harta, ilmu,
keluarga, pekerjaan dan segalanya dengan baik. Waktu, harta dan ilmu digunakan
untuk hal yang bermanfaat. Keluarga dinafkahi, dijaga dan dididik. Pekerjaan
dilaksanakan sesuai prosedur dan KPI nya tercapai. Saat ramadhan kita berlatih
untuk penuh perhitungan sebelum bertindak karena adanya rasa tanggung jawab.
Ciri kelima yaitu manfaat. Hidup di dunia hanya sekali maka harus
berarti, berdampak dan bermanfaat. Ramadhan melatih kita peduli pada sesama.
Berlomba-lomba berbuat kebajikan. Beragam bentuk kegiatan yang dilakukan.
Semoga mendidik kita menjadi manusia terbaik yang bermanfaat bagi orang lain.
Kepedulian kita kembali dipanggil dengan adanya tragedi kemanusiaan di
Palestina. Tindakan brutal dan kejam penjajah zionis kepada warga Palestina
mengetuk nurani kemanusiaan kita untuk mengutuk perbuatan biadab itu. Lalu
menggerakkan diri kita membantu dengan doa dan dana sesuai kemampuan.
Semoga madrasah Ramadhan yang membangun ciri ISLAM (ikhlas, sabar,
lembut, amanah, manfaat) dalam diri kita menjadikan kita seperti membuka
lembaran baru kehidupan. Menjadi manusia terbaik yaitu manusia bertakwa. Amin.