Menjadi Dokter

Author :

Jam sudah menunjukkan pukul 21.09.  Di sebuah rumah sakit besar di  Makassar suasana masih ramai. Pasien masih banyak yang menunggu dokter datang. Ada juga yang menunggu dipanggil utk diperiksa.

Luar biasa jam kerja dokter dan perawatnya. Dari pagi sampai malam. 

Di sudut yang lain juga ada calon-calon dokter muda yang menunggu dosennya selesai memeriksa pasien untuk bimbingan atau urusan lainnya. Para calon dokter ini rela menunggu sampai malam. Saya menyimpulkan memang para dokter sudah terlatih untuk kerja keras sampai malam. Sejak mahasiswa sudah terbiasa sampai larut malam. Di saat yg sama mahasiswa jurusan lain sudah di tempat kostnya main game atau tidur. Mereka masih dalam suasana kuliah. 

Itulah perjuangan para calon dokter. Setelah lulus kuliah masih lanjut dengan OJT selama dua tahun. Menjadi asisten dokter dan dikirim ke puskesmas untuk pengabdian di masyarakat. Setelah itu baru diperbolehkan buka praktek. Jika ingin jadi spesialis harus lanjut lagi kuliah. 

Kondisi yang demikian berat. Tapi mengapa profesi dokter paling favorit di kalangan siswa SMA kelas 12 yang akan masuk Perguruan Tinggi. Apa alasannya? Apakah karena jelas pekerjaannya setelah lulus kuliah? Apakah karena gajinya besar sehingga gampang kaya raya? Atau ada alasan lain? 

Kalau hanya karena banyak uangnya, rasanya masih ada profesi lain yg lebih menjanjikan kekayaan. Apalagi di era industri 4.0 sekarang ini. Seorang youtuber bisa berpenghasilan puluhan juta setiap hari. Lebih besar dari dokter. 

Perlu ada alasan yang kuat untuk menjadi dokter selain karena uang. Harus ada mission and purpose. Misi berarti tugas suci dan mulia. Purpose berarti tujuan luhur dalam kehidupan. 

Apa misi dan tujuan para dokter? Kata anak saya yang baru semester 4 di Fakultas Kedokteran Unpad, dosennya berpesan agar menjadi dokter niatnya karena ingin menolong orang. Bayangkan setiap hari berapa banyak orang yang sakit yang kemudian disembuhkan oleh Allah karena penanganan dokter. 

Ajaran agama juga sangat menghargai mereka yang banyak menolong orang lain. Hadist Nabi yang populer yaitu "yang paling baik di antara kamu yang paling banyak bermanfaat untuk orang lain". 

Lebih khusus lagi jika itu menyelamatkan jiwa orang lain. Firman Allah di Al Quran yang kira kira maknanya "menyelamatkan satu kehidupan manusia sama dengan menyelamatkan manusia seluruhnya".

Terbayang bagaimana perjuangan para dokter dan perawat di bulan-bulan ini karena wabah virus Corona khususnya di daerah yang banyak pasien seperti di China. Mereka sampai sulit waktu makan, minum dan istirahat karena harus melayani pasien. Jika tidak kuat bisa juga tertular sampai ada yang meninggal.  

Penderita yang terkena virus corona memang banyak yang meninggal. Tapi lebih banyak juga yang berhasil diselamatkan. Ada sekitar 90%. Itulah hasil perjuangan karena dorongan misi dan tujuan mulia. 

Semoga wabah virus ini segera hilang sehingga kehidupan kembali normal. Mari jaga diri dan terus berdo'a kepada Allah Penguasa Segala alam raya.

Previous PostMenjadi Wartawan
Next PostSemangat Hijriyah
ARSIP MESSAGE OF THE DIRECTOR