Kisah di Balik Kenaikan Gaji

Author :

Akhir bulan ini di Athirah merupakan episode suka dan bahagia karena usulan remunerasi karyawan Athirah diterima. Berawal dari kunjungan Pak JK pada tanggal 28 Juni 2017 yang minta menaikkan gaji guru. Kemudian proses di manajemen ke yayasan sampai akhirnya disetujui oleh bendahara yayasan pada tanggal 16 Agustus 2017. Ada kisah menarik di balik proses pengusulan ke yayasan.

 Hari senin tanggal 14 Agustus saya masih di Makassar membahas usulan remunerasi. Sampai senin jam 17 sore belum tuntas. Saya lanjut ke bandara karena malam jam 20.00 saya harus ke Jakarta untuk bertugas sebagai assessor di assessment Bumi Karsa selasa sampai Rabu sore. Berhubung Bendahara yayasan cuma sampai Rabu di Makassar maka Rabu meeting remunerasi harus dilanjutkan tanpa kehadiran saya. 

The show must go on. Revisi dan perbaikan terus dilakukan melalui komunikasi jarak jauh. Konsultasi ke beberapa teman. Akhirnya dapat terumuskan usulan kedua. Rabu jam 10.30 jadwal pertemuan di Makassar. Saya masih di Jakarta. Saya sudah mendelegasikan. Saya percaya dengan tim dept keuangan dan dept human capital services bisa menjelaskan dengan baik rumusan kami. 

Merasa langkah rasional sudah maksimal. Perlu disempurnakan dengan langkah supra rasional yaitu zikir dan do'a. Saya hubungi tim untuk ingat do'a yang diajarkan Pak Anshari saat pelatihan Jalan Kalla. Rabbisrahlii shadrii wayassirlii amrii wahlul uqdatan millisaanii yafqahuu qaulii. Itu doa di dalam Al Qur'an agar dilapangkan dada. Dimudahkan urusan dan dapat menjelaskan sesuatu dengan mudah dan orang lain mengerti apa yang kita jelaskan. 

Saya juga kirim WA ke WAG pimpinan agar guru guru mendoakan urusan ini lancar. Bagi yang belum shalat doa mohon shalat dhuha dan membantu dengan doa.  Semakin banyak yang mendoakan semakin bagus. Kita tidak tahu doa siapa yang maqbul.

Saat teman-teman sedang presentasi saya dalam perjalanan menuju bandara Soetta untuk kembali ke Makassar. Sepanjang jalan ke bandara saya hanya bisa berzikir dengan istighfar dan berdoa agar tim diberi kemudahan. Saya pernah dengar ustadz di musholla bercerita tentang keajaiban istighfar. Kisah Imam Ahmad dan tukang roti pengamal istighfar. Tukang roti ini ingin sekali ketemu Imam Ahmad. Tapi tidak bisa karena jaraknya jauh dan juga dia hanya tukang roti. 

Sampai akhirnya suatu hari Imam Ahmad pergi ke kota si tukang roti. Saat akan istirahat di masjid karena kemalaman ternyata penjaga masjid melarangnya. Penjaga ini tidak tahu kalau yang dilarang ini seorang imam besar. Maklum belum ada foto. Apalagi medsos. Maka Imam Ahmad pun disuruh ke rumah tukang roti oleh penjaga masjid. Beliau pun ke sana dan istirahat di rumah tukang roti. 

Saat terbangun dini hari Imam Ahmad kaget karena dilihatnya tukang roti sedang membuat roti dan selalu membaca istighfar di setiap hentakan adonannya. Beliau penasaran dan bertanya. Apa anda sudah lama mengamalkan zikir istighfar ini? Ya, jawab tukang roti. Apa faedah yang sudah anda dapat. Tanya Imam Ahmad. Saya merasa seluruh doa saya dikabulkan. Hanya satu yang belum dikabulkan. Apa itu? Tanya Imam Ahmad. Tukang roti menjawab saya ingin sekali bertemu dengan Imam Ahmad. 

Maka Imam Ahmad pun membuka rahasia dirinya siapa dia sebenarnya. "Gara-gara andalah saya berjalan ke kota ini. Sayalah Imam Ahmad. Saya sebenarnya tidak ada urusan ke kota ini. Tapi ada dorongan kuat yang 'menyuruh' saya ke sini. Rupanya Allah ingin mengabulkan do'a anda dengan sebab amalan zikir istighfar anda. Itulah kisah keajaiban istighfar. 

Sampai di bandara, saya check in dan masuk ke ruang tunggu. Waktu dhuhur sudah masuk maka saya pun ke mushalla bandara. Selepas shalat dhuhur ashar jamak qashar taqdim saya menuntaskan one day one juz hari itu. Tiba tiba masuk pesan WA dari tim. Alhamdulillah presentasi sukses dan usulan diterima tanpa ada perubahan. Rasa bahagia campur terharu dan saya langsung sujud syukur. Terima kasih kepada Allah yang telah memudahkan urusan ini. Alhamdulillah insya Allah mulai bulan ini karyawan akan naik gaji setelah sekian lama menunggu.

Previous PostManajemen Ala Korporasi di Athirah
Next PostSemangat Hijriyah
ARSIP MESSAGE OF THE DIRECTOR