Etos Kerja dalam Al-Quran dan Hadis

Author :
Allah SWT menjadikan semua yang ada di bumi sebagai lapangan untuk mencari rezeki atau kehidupan. Oleh karena itu, bertebaranlah di muka bumi ini untuk mencari anugerah dari Allah SWT. Al-Qur’an menganjurkan manusia agar bersikap disiplin dan menggunakan waktu secara efektif dan efisien. Apabila seseorang ingin mengalami kesuksesan dalam kehidupannya, salah satu modal utama adalah memiliki etos kerja yang tinggi. Dalam risalah yang mengandung pedoman hidup yang lengkap dan lurus terdapat pula etos kerja, berupa pedoman dan tuntunan dalam bekerja supaya karyanya sukses dan berkah. Etos kerja yang datang dari Allah Pencipta dan Penguasa alam raya inilah yang paling tepat dan yang hak, karena tiada lagi keterampilan dan pengaturan dari makhluk manapun yang mampu menandinginya. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai etos kerja. Etos kerja bagi seorang muslim akan berbeda dengan orang yang berbeda agama. Seperti yang terdapat dalam Surat Al-Mujadilah, Al-Jumu’ah, Al-Mulk dan lain sebagainya. Etos berasal dari kata Yunani, dapat mempunyai arti sebagai sesuatu yang diyakini, cara berbuat, sikap serta persepsi terhadap nilai bekerja. Dari kata ini lahirlah apa yang disebut dengan “ethic” yaitu pedoman, moral dan perilaku, atau dikenal pula etiket yang artinya cara bersopan santun. Dengan demikian yang dimaksudkan dengan etos adalah norma serta cara mempersepsi, memandang, dan meyakini sesuatu. Ada beberapa definisi etos menurut para tokoh sebagai berikut: 1. Menurut Geertz, etos merupakan sikap mendasar manusia terhadap diri dan dunia yang dipancarkan hidup. 2. Soerjono Soekanto mengartikan etos antara lain, nilai-nilai dan ide-ide dari suatu kebudayaan, atau karakter umum suatu kebudayaan 3. Nurcholis Madjid, etos berasal dari bahasa Yunani (ethos), artinya watak atau karakter. Secara legkap etos ialah karakter dan sikap, kebiasaan serta kepercayaan dan seterusnya yang bersifat khusus tentang seorang individu atau sekelompok manusia. Dan dari kata etos terambil pula perkataan “etika” yang merujuk pada makna “akhlak” atau bersifat akhlaqiy, yaitu kualitas esensial seseorang atau suatu kelompok manusia termasuk suatu bangsa. 4. Musya Asy’arie menjelaskan kata etos bisa dikaitkan dengan inidividu selain dikaitkan dengan masyarakat. Sedangkan kata “kerja” sendiri didefiniskan sebagai kegiatan melakukan sesuatu; sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah; mata pencaharian.Islam mengatur setiap persoalan, termasuk memenuhi kebutuhan hidup (kerja), dengan asas agama (religiusitas). Islam juga memadukan segala nilai material dan spiritual ke dalam satu keseimbangan menyeluruh agar memudahkan manusia menjalani kehidupan yang telah ditentukan oleh rahmat dan kasih sayang Allah di akhirat nanti. Kesimpulan dalam artikel ini menjelaskan bahwa makna bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh, dengan mengerahkan seluruh aset, fikir, dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik (khoiro ummah) atau dengan kata lain dapat juga dikatakan bahwa hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya.

Previous PostPanggilan
Next PostHikmah Peristiwa
ARSIP MESSAGE OF THE DIRECTOR