Top 10 Skills of 2025

World Economic Forum baru saja merilis Top 10 Skills of 2025 yang merupakan hasil survey kepada para pemimpin khususnya di dunia bisnis.
Sebelumnya juga WEF merilis hal yang sama untuk tahun yang berbeda yaitu Top 10 skills 2020, 2022.
Maksud dikeluarkannya rilis tersebut untuk memberi pedoman kepada para generasi muda yang akan berkiprah pada tahun 2025 agar memiliki skills yang dibutuhkan dunia. Tentu juga kepada lembaga pendidikan dasar, menengah dan tinggi agar mendidik siswa dan mahasiswa untuk memiliki top 10 skills tersebut.
Ada 4 type skill yang disebutkan yaitu problem solving, self- management, working with people dan technology use and development. Seharusnya di era teknologi yang semakin canggih pada masa sekarang ini type technology use and development yang paling dominan. Namun ternyata hanya 20% saja. Itupun berada pada rangking 7 dan 8. Type yang paling dominan yaitu problem solving dengan proporsi 50%.
Apa maknanya? Tahun 2025 bukan ditentukan oleh penguasaan teknologi. Dunia semakin volatile, uncertainty, complexity dan ambiguity (VUCA) membutuhkan skills khusus untuk menjalaninya. Teknologi hanya alat. Tahun 2025 butuh kemampuan yang tidak dimiliki oleh teknologi robot atau artificial intelligence yang diciptakan manusia. Salah satunya kemampuan memecahkan masalah yang kompleks.
Pada type problem solving terdapat 5 skills yaitu analytical thinking and innovation(1), complex problem-solving(3), critical thinking and analysis(4), creativity, originality and initiative(5), dan reasoning, problem-solving and ideation(10). Seluruhnya terkait dengan kemampuan berfikir menggunakan otak kiri dan kanan.
Masalah yang semakin rumit, tak terduga, tak berpola, dan aneh, membutuhkan kemampuan analisis yang tinggi. Analisis membantu untuk memahami masalah dengan tepat dan akurat. Kemudian untuk mencari solusi butuh kemampuan berfikir kritis dan kreatif sehingga dapat menemukan ide dan solusi yang memiliki alasan yang kuat, orisinil, inovatif.
Tahun 2025 juga membutuhkan keterampilan manajemen diri yang baik. Terdapat dua jenis keterampilan manajemen diri dari WEF yaitu active learning and learning strategies (2), dan resilience, stress tolerance and flexibility (9).
Dunia yang terus menerus berubah untuk menghadapinya butuh kemampuan belajar secara aktif dengan beragam strategi dan cara belajar. Belajar menjadi kunci untuk mengikuti perkembangan zaman. Selain itu dunia yang terus berubah juga butuh daya tahan yang tinggi, toleransi terhadap stress dan fleksibilitas. Harapannya tetap dapat menjalani kehidupan dengan semangat dan bahagia.
Tentu saja tahun 2025 juga membutuhkan keterampilan dalam menggunakan dan mengembangkan teknologi. Terdapat dua skill menurut WEF yaitu technology use monitoring and control(7), dan technology design and programming(8).
Lalu disempurnakan oleh keterampilan untuk bekerja bersama orang lain melalui leadership and social influence(6). Kepemimpinan menjadi kunci agar dapat bekerja sama dan sinergi dalam satu tim. Kepemimpinan juga membutuhkan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Semoga generasi muda Indonesia dapat menyiapkan diri menjadi pemain utama di tahun 2025 dengan memiliki top 10 skills yang dirilis oleh World Economic Forum. Demikian pula dengan lembaga dasar, menengah dan tinggi dapat mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang membangun top 10 skills of 2025.