Hikmah dan Makna Ritual Haji

Author :

Hari ini 12 Juli 2022 jamaah haji yang nafar awal mulai meninggalkan Mina menuju Mekkah untuk thawaf dan sa'i. Setelah itu selesailah seluruh ritual haji.

Menurut para ulama ada tiga golongan haji yaitu mabrur, maqbul dan mardud. 

Golongan istimewa yaitu haji mabrur karena balasannya surga. Sedangkan haji maqbul ibadahnya diterima tapi tidak dijamin dibalas surga. Sedangkan haji mardud yaitu haji yang ditolak, tidak diterima karena harta yang dipakai adalah harta haram atau niatnya bukan untuk Allah tapi untuk kehormatan atau bisa juga karena ilmunya kurang sehingga tidak sempurna manasiknya. 

Salah satu hikmah ibadah haji yaitu dzikrul maut atau ingat akan mati. Tergambar pada pakaian ihram yang serba putih seperti mayat. Digambarkan pula dengan bacaan talbiyah. Esensinya teken kontrak bahwa pujian, kenikmatan, dan kekuasaan, seluruhnya diserahkan kepada Allah. Jemaah haji (sebagaimana mayat) tidak ingin dipuji, tidak menggerutu karena tak ada kenikmatan dan tak sok kuasa. 

Saat wukuf di Arafah jutaan manusia berkumpul dengan pakaian serba putih. Arafah adalah miniatur alam mahsyar saat manusia menunggu pengadilan Allah untuk mempertanggungjawabkan segala amalnya di dunia. Harapannya manusia berhati-hati dalam menjalani hidupnya.

Selain dzikrul maut ibadah haji juga bermakna persamaan. Dilambangkan dengan pakaian yang seragam, tiada beda. Dilambangkan dengan mencium hajar aswad, batu yang hitam. Mengapa batu hitam dicium sementara orang hitam dijauhi. Artinya tidak boleh ada perasaan bahwa etnis tertentu lebih baik dari etnis lainnya. Menjauhkan diri dari sikap diskriminatif.

Apa makna dan hikmah gerakan haji. Thawaf = mengelilingi Ka’bah 7 kali putaran. Bermakna sebagai penyadaran  dan kerendahan hati manusia yang sedang berusaha antri untuk mendekat kepada pusat kekuasaan, yakni Allah SWT dalam rangka  mendapatkan ampunan dan ridha-Nya. 

Sa’i= lari-lari kecil dari bukit Shofa ke bukit Marwah sebanyak 7 kali. Ini bermakna perlu adanya keseimbangan ikhtiar yang maksimal dengan do’a yang optimal. Bermakna pula sebagai latihan kesabaran dan juga keuletan.

Melempar Jumroh =melempar pilar (jumrah) sebanyak tujuh kali. Memiliki makna sebagai upaya memperjelas perbedaan (furqon) antara mukmin dengan syetan serta berupaya melemparkan sifat-sifat  syaithoniyah yang berada di dalam diri kita. 

Wukuf = Diam di padang arafah sambil berdo’a, bertaubat, dan berdzikir kepada Allah. Bermakna sabar menunggu ampunan Allah sebagaimana menunggu syafaat Allah di alam mahsyar.

Tahallul = mencukur rambut. Memiliki makna pengikisan sikap sombong, takabur, dan arogan di dalam hati. Dalam hal ini rambut sering dilambangkan sebagai mahkota keindahan. 

Jika semua hikmah dan makna ibadah haji itu meresap ke dalam diri setiap jemaah haji yang pulang dari tanah suci,  negeri ini akan berubah menjadi lebih baik. Akan hilang orang-orang yang sombong karena telah ‘dicukur’ habis saat tahallul. Tercipta pribadi yang senantiasa sadar dan penuh kerendahhatian mendekatkan diri kepada Allah.

Juga pantang menyerah sebagaimana Siti Hajar yang terus mencari air. Dan akhirnya semua kehidupan akan berakhir dan ada pertanggungjawaban di Padang Mahsyar ibarat Padang Arafah yang luas membentang. Merekalah yang dapat meraih haji yang mabrur yang berdampak ‘surga’ di dunia dan akhirat.

Previous PostVUCA Leadership di Era Perubahan
Next PostSemangat Hijriyah
ARSIP MESSAGE OF THE DIRECTOR