Mencari Guru Sejati

Setiap saya mengisi acara di siswa SMA tentang memilih jurusan kuliah maka selalu saya tanyakan cita cita mereka. Jika ditanyakan "Siapa yang mau jadi dokter?" Maka banyak sekali yang angkat tangan. Sangat berbeda jika ditanyakan "siapa yang mau jadi guru?" Maka yang angkat tangan hanya sedikit sekali. Tidak sampai 5 orang. Itu artinya profesi dokter paling favorit. Sedangkan profesi guru kurang favorit. Mengapa terjadi demikian?
Salah satu yang sering diduga sebagai ukuran yaitu materi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa dokter itu penghasilannya besar apalagi sudah jadi dokter spesialis. Satu jam buka praktek penghasilannya bisa setara dengan sebulan gaji guru. Bahkan untuk dokter spesialis satu orang pasien sama dengan gaji satu bulan guru honor.
Apakah memang demikian? Tidak juga. Beberapa negara yang pendidikannya maju seperti Finlandia profesi guru menjadi paling favorit, mengalahkan profesi dokter. Apakah karena penghasilan guru lebih tinggi dari dokter. Dokter tetap lebih tinggi penghasilannya. Mengapa sebagian besar siswa ingin menjadi guru?
Di mata siswa guru adalah sosok yang sempurna. Siswa sangat mengidolakan gurunya karena setiap hari mereka mengamati sosok guru yang professional, berkarakter, sabar, penyayang, dan dapat memberikan solusi terhadap masalah yang mereka hadapi. Guru sangat dirindukan di dalam kelas karena mampu menyajikan pembelajaran yang menyenangkan, memuaskan dan membekas. Guru adalah pribadi yang ramah dan sangat jarang marah. Bahasanya halus, perangainya santun dan dapat menjadi sahabat yang baik bagi siswa.
Guru adalah sosok yang tulus, penuh semangat dan antusias, percaya diri, disiplin dan dapat menjadi teladan (walk the talk). Saat gurunya menyuruh siswa untuk rajin belajar dan membaca maka tampak pada keseharian gurunya memang sangat cinta belajar dan membaca. Maka jadilah siswa juga rajin belajar dan membaca.
Jika kita ingin menjadikan profesi guru sebagai profesi favorit maka guru harus berusaha menjadikan dirinya sebagai sosok yang favorit dan idola di mata siswa. Favorit dan idola bukan karena penampilan yang mentereng dan wah seperti selebriti dan artis, tapi karena kepribadian, karakter dan akhlak yang mulia. Dengan kemuliaan akhlaknya guru dapat menawan hati siswa sehingga cinta belajar menjadi manusia yang berkarakter. Apalagi jika gurunya juga sosok yang cerdas dan berwawasan luas maka siswa akan semakin terpesona.
Di era sekarang di mana sulit mencari orang-orang terhormat seperti pejabat yang dapat diteladani maka dibutuhkan guru-guru yang dapat menjadi teladan masyarakat. Semoga di Hari Guru ini para guru dapat melakukan introspeksi diri. Apakah sudah memiliki kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional dan sosial sebagaimana tercantum dalam UU Guru dan Dosen. Mari bertekad terus memperbaiki diri menjadi Guru Sejati karena memiliki iman, ilmu dan amal yang mumpuni. Selamat Hari Guru.
Makassar, 27 nop 2017