Kekuatan Keyakinan

Author :

Suatu hari di sebuah kampung diadakan shalat istisqa' untuk berdoa meminta hujan. Warga kampung pun berdatangan ke lapangan membawa sajadah dan alas. Ada keanehan saat seorang anak kecil datang tdk hanya membawa sajadah tapi juga membawa payung. Maka dia pun ditanya oleh warga lain mengapa membawa payung. Jawaban anak ini sungguh luar biasa "saya yakin setelah shalat selesai Allah akan menurunkan hujan".


Itulah keyakinan yang dimiliki oleh anak tadi. Keyakinan bahwa doa orang sekampung pasti akan Allah kabulkan sebagaimana firman Allah "berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku akan kabulkan permohonanmu". Tentu ada syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi yang tidak dibahas di tulisan ini. Juga bentuk pengabulannya bisa sama dengan yang diminta, bisa berbeda tapi sama fungsinya dan bisa juga ditunda sampai kelak di akhirat.

Keyakinan sangat penting dalam segala aktivitas kita. Keyakinan bisa membuat seseorang melakukan pekerjaan yang di luar nalar dan akal sehat manusia. Tindakan bisa positif bisa juga negatif. Teroris yang berani melakukan bom bunuh diri dilandasi oleh keyakinan yang salah. Jika keyakinannya benar maka tindakannya juga hasilnya berupa kebaikan dan kemenangan.

Perang Kemerdekaan RI tahun 1945 - 1949 berhasil dimenangkan karena dilandasi sebuah keyakinan "hidup mulia atau mati syahid" yang dinyatakan dalam kata Merdeka atau Mati. Salah satu peristiwa yang sangat mencengangkan yaitu Perang 10 November 1945. Tentara Sekutu yang baru saja menjadi pemenang Perang Dunia II datang ke Indonesia untuk mengambil alih kekuasaan dari Jepang. Belanda datang ikut membonceng Sekutu. Menyadari kedatangan Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia membuat seluruh rakyat Indonesia melakukan perlawanan kepada tentara Sekutu.

Tentara Sekutu yang dipimpin Jenderal Mallaby mendarat di Surabaya. Mereka disambut dengan perlawanan rakyat yang bersenjata apa adanya termasuk bambu runcing. Peperangan pun tak bisa dihindarkan. Tentara Sekutu dengan peralatan perang lengkap pesawat tempur, tank dan senapan berhadapan dengan para pejuang dengan senjata rampasan dari Jepang serta senjata tradisional dan bambu runcing. Para pejuang kemerdekaan meskipun bersenjata apa adanya tampil dengan sangat heroik. Mereka tidak gentar menghadapi Sekutu yang bersenjata lengkap. Melalui pertempuran yang seru para pejuang berhasil membunuh Jenderal Mallaby. Pertempuran ini dikenang sebagai Hari Pahlawan.

Apa yang membuat para pejuang dan rakyat pada masa itu sangat berani? Ternyata itu karena keluarnya Resolusi Jihad dari KH. Hasyim Asy'ari yang menyatakan bahwa berperang melawan penjajah merupakan jihad dan jika gugur akan mati syahid dan balasannya surga. Resolusi ini disambut dengan suka cita oleh rakyat tidak hanya di Surabaya tapi juga Jawa Timur bahkan sampai Jawa Barat yang datang ke Surabaya ikut melawan Sekutu. Rakyat meyakini perang melawan penjajah adalah Perang Suci. Keyakinan ini terpatri sangat kuat sehingga membuat mereka tidak takut mati.

Itulah kekuatan keyakinan apalagi jika dilandasi oleh ajaran agama, dapat menjadi pendorong yang luar biasa untuk melakukan tindakan yang di luar nalar biasa. Mengenang Resolusi Jihad yang dikeluarkan pada tanggal 21 Oktober 1945 maka Pemerintah menetapkan tanggal 21 Oktober sebagai Hari Santri.

Previous PostLiterasi dan Lemoterasi
Next PostSemangat Hijriyah
ARSIP MESSAGE OF THE DIRECTOR