Karya Bersama untuk Indonesia

Syukur Alhamdulillah 18 Oktober 2019 ini Kalla Group telah memasuki usia ke 67. Perjalanan yang panjang melewati 3 generasi dan 3 orde pemerintahan. Tidak banyak perusahaan yang bisa bertahan dalam waktu lama.
Perusahaan yang semasa dengan Kalla Group sebagian besar telah bertumbangan.
Kalla Group tetap bisa bertahan dan terus berkembang adalah suatu berkah yang harus disyukuri bukan untuk dibanggakan tapi dikembangkan. Lebih penting lagi bagi kita para karyawan harus jadi pelajaran.
Apa yang menjadi kunci Kalla Group terus tumbuh dan berkembang? Saya teringat pidato pak Jusuf Kalla pada Strategic Meeting Kalla Group 2013 yang diadakan di Bali. Pidato yang sangat filosofis dan menjelaskan tentang niat awal mendirikan perusahaan.
Beliau berucap 'jika keluarga kami ingin hanya kaya raya maka kami tidak akan mendirikan perusahaan. Lebih baik kami beli tanah karena harganya terus naik. Mengurus perusahaan tiap hari menghadapi banyak masalah. Tidak selalu kondisi menguntungkan. Kami mendirikan perusahaan karena ingin memberi pekerjaan kepada banyak orang. Lebih penting lagi kami ingin kontribusi membangun negeri".
Itulah niat awal para founder dan owner Kalla Group. Niat yang mulia memberi manfaat bagi rakyat dan bangsa. Dalam perjalanannya niat ini akan diuji dalam pengambilan keputusan bisnis.
Hadji Kalla melarang buka bisnis yang bisa merugikan masyarakat seperti jual bahan kebutuhan pokok. Khawatir melakukan penimbunan membeli saat harga murah dan dijual saat harga mahal. Itu merugikan rakyat.
Hadji Kalla juga melarang masuk ke bisnis yang grey area antara halal dan haram seperti bisnis hotel dan keuangan. Pada waktu itu belum ada konsep hotel syariah seperti sekarang. Pada umumnya tamu yang masuk ke hotel tidak bisa dijamin pasangan suami istri.
Hal ini menandakan bahwa Hadji Kalla orang yang taat pada aturan agama. Mengambil keputusan sering melibatkan ulama seperti kisah pendirian sekolah Athirah di Kajaolalido. Awalnya direncanakan untuk hotel. Setelah dapat fatwa dari ulama Arab Saudi maka diputuskan tidak mendirikan hotel. Akhirnya yang dididirikan adalah Sekolah Islam Athirah yang secara bisnis keuangan tidak menguntungkan. Namun membangun SDM sangat penting untuk bangsa.
Setelah sukses di bisnis otomotif sebagai main dealer Toyota maka didirikanlah PT. Bumi Karsa yang aktivitasnya membangun jalan raya. Proyek pertama membangun jalan trans Sulawesi. Karena belum pengalaman maka rugi dalam angka milyaran rupiah. Pada tahun 1985 an jumlah itu sangat besar.
Semula para pelaksana proyek ingin berhenti karena rugi. Tapi pak JK memerintahkan untuk terus dibangun sampai tuntas. Jangan dilihat untuk kepentingan perusahaan tapi manfaat jalan ini untuk rakyat. Jika jalan bagus maka ekonomi akan berkembang. Dampaknya kesejahteraan rakyat maju sehingga bisnis Kalla Group juga maju. Benar itulah yg terjadi. Infrastruktur jalan memutar roda ekonomi dan pembeli mobil juga bertambah.
Setelah Bumi Karsa dan Sekolah Islam Athirah, Kalla Group terus membuka lini bisnis baru dengan niat membangun negeri. Pasca kerusuhan Poso didirikanlah Poso Energy karena pak JK yakin masalah Poso adalah ekonomi. Di tengah kondisi daerah yang belum aman dan tanah yang tidak stabil, PLTA Poso terus dibangun. Setelah berjalan 6 tahun pembangunan akhirnya selesai thun 2012 dan dapat dinikmati listriknya oleh rakyat Sulawesi.
Beragam bisnis di bidang otomotif, logisitik, transportasi, development, contruction, manufacturing, energy dan lain sebagainya semoga terus tumbuh sebagai Karya abersama untuk Indonesia. Dirgahayu Kalla Group ke 67. Semoga rahmat dan ridha Allah senantiasa membersamai kita semua.