Indonesia Sadar Bakat

Author :

Tanggal 5-7 Juli 2019 saya mengikuti Jambore Talents Mapping di Surabaya. Selain sharing dari para praktisi talents mapping di berbagai bidang seperti parenting, sekolah, kedokteran, perusahaan dan pemerintahan juga ditutup

dengan Deklarasi Indonesia Sadar Bakat.

Salah seorang narasumber yang merupakan Dekan Fakultas Psikologi Unjani Cimahi menyampaikan bahwa lebih dari 85% mahasiswa di Indonesia salah jurusan. Artinya banyak orang memilih jurusan kuliah hanya ikut-ikutan dengan tren tanpa memperhatikan bakat yang dimilikinya.

Akibatnya mereka menjalani kuliah tanpa rasa enjoy. Belajar jadi beban dan jauh dari menyenangkan. Kuliah jadi kewajiban dan asal bisa lulus mata kuliah tanpa ada semangat dan passion. Hasilnya pun biasa-biasa saja. Jauh dari kategori excellence karena tidak ada penjiwaan. Makanya setelah lulus kuliah banyak yang hanya dapat ijazah tanpa kompetensi yang bisa diandalkan.

Dampak lebih lanjutnya yaitu banyaknya pengangguran terdidik. Setiap tahun sarjana terus bertambah. Tidak sebanding dengan pertumbuhan lapangan kerja. Berharap para sarjana menjadi wirausaha muda juga tidak mudah. Maka jadilah manusia usia muda di Indonesia banyak yang tidak produktif.

Solusinya adalah menyadarkan para generasi muda dan orang tua agar memilih jurusan kuliah sesuai dengan minat dan bakat anak. Orang tua berdialog dengan anak tanpa memaksakan jurusan yang harus dipilihnya. Orang tua harus membimbing anak menemukan dirinya.

Perlu kerja sama antara sekolah dan orang tua dalam membimbing anak menemukan bakatnya. Fungsi guru dan orang tua adalah fasilitator, konselor dan coach. Agar fungsi itu berjalan maka ada 3 menu yang harus diberikan kepada anak yaitu wawasan, kegiatan dan gagasan.

Memberi wawasan kepada anak tentang bakat dan profesi dapat dilakukan melihat beragam video pekerjaan yang ada di masyarakat. Lalu dikuatkan dengan bertemu dan dialog dengan orang-orang sukses dari beragam profesi. Dari kegiatan itu anak akan dapat gambaran profesi secara utuh dan mendalam.

Selanjutnya memberikan kegiatan yang beragam yang menjadi aktivitas utama dari berbagai kategori bakat baik yang bersifat fisik seperti menyanyi, menggambar dan olahraga maupun non fisik seperti menganalisa, mencari ide, membangun relasi dan lainnya.

Dari wawasan dan kegiatan diharapkan dapat memunculkan gagasan dari anak tentang apa yang ingin dilakukannya. Melalui pengamatan dan dialog dapat dilihat aktivitas mana yang dia lakukan dengan enjoy, easy dan excellence. Penuh bahagia dan hasilnya bagus. Itulah yang menjadi bakatnya.

Melalui beragam tools pengukuran bakat dan minat yang ada seperti talents mapping dan lainnya maka anak dapat dibantu mengkonfirmasi bakatnya untuk menentukan pilihan program studi pendidikan untuk masa depannya. Semoga dengan itu anak tidak lagi salah pilih sehingga dapat menjalani pendidikannya dengan baik.

Previous PostSistem Zonasi Memilih Sekolah
Next PostSemangat Hijriyah
ARSIP MESSAGE OF THE DIRECTOR