image

10 Tanda Hati yang Mati

Al-Quran banyak mengupas tentang hati manusia. Salah satunya dalam  QS. Al Baqarah ayat 10 yang artinya: “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (QS. 2:10). Ayat tersebut bercerita tentang hatinya orang-orang yang mengingkari  keberadaan Allah Swt. dalam hadis, Rasulullah Saw. juga menyebutkan “Bahwa dalam tubuh manusia terdapat sebuah daging, yang apabila dia rusak, maka rusaklah seluruh daging manusia, tetapi jika dia baik, maka baiklah seluruhnya. Dan segumpal daging itu adalah hati manusia.”

Ibrahim Bin Adham, salah seorang ulama dari kalangan tabi’it-tabi’in, dalam suatu perjalanannya di salah satu wilayah yang bernama Bashrah (Iraq), beliau ditanya perihal firman Allah “Mintalah pasti Aku akan kabulkan,” lantas beliau memberikan jawaban bahwa “doamu tidak diijabah oleh Allah Swt. karena kalian berdoa dalam keadaan hatimu mati. Dan hati kalian mati disebabkan oleh 10 hal, yaitu;

Pertama, kalian mengaku mengetahui Allah sebagai pencipta kalian tetapi kalian tidak menunaikan hak-hak-Nya. Allah berhak ditaati perintah-Nya. Mengapa, perintah-Nya itu kadang-kadang dilaksanakan dan kadang-kadang tidak dilaksanakan?

Kedua, kalian membaca kitab Allah, tetapi kalian tidak mengamalkan isinya. Allah memerintahkan agar menyembah Allah semata tanpa menyekutukan-Nya. Mengapa, Allah (langsung atau tidak langsung) kerap disekutukan dengan selain-Nya?  

Ketiga, kalian mengaku memusuhi setan, tetapi kalian mengikuti perintahnya. Allah melarang mengikuti langkah-langkah setan. Mengapa langkah-langkah setan itulah yang kerap dijadikan rujukan dalam kehidupan sehari-hari?

Keempat, kalian mengaku mencintai Rasulullah SAW, tetapi kalian meninggalkan sunnahnya. Rasulullah SAW menjelaskan, orang yang memelihara anak yatim akan mendapat tempat istimewa di surga. Mengapa, tidak sedikit orang yang membiarkan anak yatim tanpa masa depan cerah?

Kelima, kalian mengaku mendambakan surga, tetapi kalian tidak mengerjakan hal-hal yang akan mengantarkan kalian masuk ke dalamnya. Mendirikan shalat dengan khusyuk, mengeluarkan zakat, menjaga kemaluan adalah sebagian kecil contoh-contohnya. Mengapa, tidak sedikit orang yang melalaikannya?

Keenam, kalian mengaku takut neraka, tetapi kalian tidak menghindari perbuatan dosa/maksiat. Misalnya, Allah melarang keras perbuatan zalim. Mengapa, banyak orang yang merasa dizalimi sesamanya?

Ketujuh, kalian mengaku kematian itu niscaya datangnya, tetapi kalian tidak bersiap-siap menghadapinya. Contohnya, Allah menjelaskan di akhirat setiap orang akan dibalas sesuai dengan amalnya masing-masing. Mengapa, banyak orang yang tidak sungguh-sungguh mengerjakan amal saleh semasa hidupnya?

Kedelapan, kalian sibuk mempersoalkan cela, kekurangan, dan kesalahan orang lain sementara kalian abai terhadap cela, kekurangan, dan kesalahan diri kalian sendiri. Allah melarang keras membuka aib orang lain. Mengapa, masih banyak orang tidak menghiraukan larangan tersebut?

Kesembilan, kalian mendapatkan rezeki dari Allah, tetapi kalian lupa bersyukur kepada-Nya. Allah menitipkan harta yang banyak. Mengapa, tidak sedikit orang yang mengklaim harta itu miliknya sendiri? Lalu, mereka tidak mau berbagi dengan orang lain.

Kesepuluh, kalian mengebumikan jenazah saudara kalian, tetapi kalian tidak mengambil pelajaran darinya. Allah menyatakan, "Setiap yang bernyawa niscaya bakal merasakan kematian."  Mengapa banyak orang yang seakan-akan tidak memercayainya?  

Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran darinya. Amin!

Penulis: Sage al-Banna, S.Ag., M.Pd. 

Previous PostPrestasi Beruntun, Murid SD Islam Athirah 2 Makassar Sabet Tiga Medali di Pekan Olimpiade Sains Nasional 2022
Next PostLebih dari 80 Peserta Didik Baru SMA Islam Athirah Bukit Baruga Ikuti Pemetaan