
Makna Usia
Oleh: Sage Al Banna, S.Ag., M.Pd.
Salah satu
nikmat Allah yang senantiasa melekat pada setiap makhluk hidup, adalah nikmat
usia/umur. Secara lahiriyah setiap tahun usia kita bertambah, akan tetapi secara hakiki umur
kita sebenarnya berkurang. Karena Allah sudah menetapkan batas usia
masing-masing makhluknya “likulli ummatin
ajalun, idza jaa a ajaluhum laa
yasta’khiruuna saa’atan wa laa yasta’khirun”( Setiap umat telah ditetapkan
batas usianya masing-masing. Apabila ajalnya telah sampai, maka tidak dapat
dimajukan dan diakhirkan).
Ditinjau dari
segi makna, maka umur mengandung 3 pengertian:
Kesempatan (al-Furshah)
Yang dimaksud adalah kesempatan yang Allah berikan
kepada segenap manusia untuk memperbanyak bekal akhiratnya (amal shaleh). Sebab
kehidupan yang sesungguhnya dan lebih baik adalah kehidupan akhirat (QS.Dhuha 4). Dunia ini kata nabi
Muhammad Saw. Adalah mazhra’atul akhirah (ladangnya
akhirat). Artinya di dunia inilah manusia mencari bekal akhiratnya sebanyak
mungkin.
Ujian (al-fitnah)
Umur yang Allah
berikan itu tiada lain adalah ujian bagi seseorang. Hal ini bisa kita lihat QS. Al-Mulk ayat 2; “Dialah Allah yang menjadikan mati dan hidup agar Allah menguji kamu
siapa yang paling baik amal perbuatannya”.
Hidup dan mati seseorang adalah rahasia Allah. Tidak ada satu pun
makhluk di dunia yang mengetahui berapa lama usianya tinggal di dunia ini.
Kapan dan dimana nyawanya dicabut oleh Malaikat Izrail. Sehingga seyogyanya tetap
mawas diri dengan senantiasa berada dalam kebaikan. Bukan kita dianjurkan oleh
nabi untuk senantiasa membaca doa “Allahumma
innii as aluka bi husnil khatima wa audzu bika min suu’il khatimah”
Amanah (al-Amanah)
Artinya usia yang Allah anugerahkan kepada kita, akan
dipertanyakan di akhirat kelak. Apa dan dimana usia itu dihabiskan? Dalam salah
satu hadis Nabi Muhammad saw:
“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari
kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya
dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang
hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang
ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu) (HR.At-Tirmidzi)”.
Sedetikpun dari
usia yang Allah berikan pasti diminta pertanggung jawabannya. Maka dari itu
hendaknya jangan menyia-nyiakan usiamu dengan berani melakukan llaranganNya.
Tetapi marilah kita mengisinya dengan berbuat kebajikan betapun kecilnya.
Bukankah manusia delalu diingatkan melalui QS.al.Ashr (Demi waktu, sesungguhnya
manusia berada dalam kerugian kecuali yang beriman kepada Allah dan rasulNya,
beramal shaleh, saling menasehati dalam kebaikan, dan saling mensehati dalam
kesabaran).
Wallahu a’lam bissawab.