
PROPHETIC PARENTING DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PADA ANAK
Penulis: al-Mar’atu Sholihah, S. Ag.
(Pembina Boarding Putri Bukit Baruga)
Pendidikan karakter merupakan salah satu
yang paling banyak dibutuhkan saat ini, berbanding terbalik dengan beberapa
dekade yang lalu. Minimnya moral dan banyaknya kenakalan remaja, merupakan
realita yang harus dihadapi umat manusia sekarang ini. Hal tersebut merupakan
suatu dilematis, pasalnya di zaman modern saat ini, tatanan pendidikan sosial
yang teratur di zaman modern justru belum mampu mengatasi berbagai macam
kondisi yang terjadi, sehingga salah satu yang bisa menjadi solusi terbaik
adalah prophetic parenting yang kedepannya dapat merubah kekacuan moral
dengan tidak menggunakan solusi instant.
Pendidikan karakter umumnya dapat
membentuk prestasi bagi remaja, dan dalam pendidikan berprestasi tentu mereka
diajarkan nilai-nilai religius agar kedepannya mereka dapat tumbuh dan peka
dengan keadaan di lingkungan sekitar. Dalam pendidikan karakter didalamnya
mengandung setiap nilai dari sisi kehidupan, baik yang sudah terjadi maupun
yang belum terjadi. Hal tersebut sangat penting untuk diketahui dan ditanamkan
sedini mungkin dalam setiap pribadi.
Penawaran konsep prophetic parenting
dalam pembentukan karakter adalah salah satu alternatif diluar dari konsep
pendidikan formal. Prophetic parenting yaitu pembentukan karakter yang
berparadigma, dimana prophetic parenting merupakan salah satu judul buku
karya Muh. Nur Abdul Hafizh Suwaid mengenai Cara Nabi Mendidik Anak. Adapun isi
atau inti dari buku tersebut adalah cara orang tua mendidik sangat berpengaruh
bagi pembentukan karakter anak kedepannya. Namun, dalam buku tersebut juga
menerangkan mengenai pendidikan anak yang didasarkan pada ajaran Rasulullah.
al-Qur’an merupakan pedoman hidup umat
manusia dan juga salah satu mu’jizat serta peninggalan Rasulullah saw., maka
bukan suatu kesalahan apabila kita ingin mendidik anak dengan al-Qur’an
begitupun belajar dari sebaik-baik orang yang paham akan al-Qur’an dan
Kandungannya yaitu Rasulullah saw. Dalam prophetic parenting sendiri
tidak hanya terdapat teori tetapi juga penanaman nilai-nilai (praktik) dalam
kehidupan bersosial. Bukan hanya orang tua saja yang menjadi target dari prophetic
parenting bahkan pemuda/i juga ikut dibimbing untuk kesiapan diri mereka
kedepannya,
Adapun beberapa prinsip Rasulullah saw.,
dalam menanamkan karakter melalui prophetic parenting adalah; Fokus pada
pembinaan dan penyiapan sejak dini (tidak mudah menyerah), mengutamakan amalan
yang baik daripada ucapan yang baik (hati-hati dalam bertindak), menanamkan
keyakinan ideologis sehingga terciptanya nilai moral (tidak terpancing dengan
kabar burung). Pentingnya pendidikan karakter yang berlandaskan etika/moral,
telah disinggung oleh Rasulullah saw., dalam sebuah riwayat beliau berkata, ‘Aku
diutus untuk menyempurnakan akhlak al-karimah.’ (HR. Ahmad, dkk).
Sejauh ini Rasulullah telah memberikan
teladan melalui penyempurnaan akhlak, selanjutnya kembali pada pribadi
masing-masing akan melulai langkah awal yang seperti apa. Membangun karakter
anak dapat dimulai dari lingkungan keluarga (orang tua) kemudian sekolah (guru)
dan lingkungan sekitar (teman). Lalu mengenai penerapan nilai karakter dalam
kehidupan sehari-hari dari Rasulullah ada 3 yang paling utama yakni Religius,
Jujur dan Toleransi. Meskipun sejatinya masih banyak sifat Rasulullah yang
patut untuk kita tiru tetapi untuk menerapkan ketiganya kita belum tentu mampu
mengerjakannya.
Di zaman modern saat ini, kebutuhan akan
pendidikan karakter merupakan suatu hal yang kronis dan sangat dibutuhkan
penanganannya. Rasulullah saw., di zaman jahiliyyah telah mendidik karakter
masyarakat dan meluruskan ideologi berbanding jauh dengan saat ini, sangat
jarang orang menggunakan ideologinya dan kehilangan paradigmanya. Setidaknya
dalam penanaman karakter yang dilakukan sedini mungkin dapat mengubah moralitas
bangsa kita kedepannya, sekecil apapun perubahan moral yang bisa kita lakukan
alangkah baiknya terus dilanjutkan hingga menjadi kebiasaan dan tidak hilang
ditelan zaman. Semoga kedepannya terdapat usaha/kemauan sekecil apapun dalam
diri masing-masing untuk lebih menjaga moral, dan lebih memantaskan diri
menjadi umat Rasulullah saw., Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.