
TRANSFORMASI SEKOLAH ISLAM ATHIRAH DI ERA DIGITAL
Perbedaan generasi di era digital dan generasi sebelumnya adalah mereka berkembang dan tumbuh besar perkembangan teknologi yang semakin pesat. Mau tidak ma pengaruh teknologi jelas berdampak terhadap pembentukan karakter, sikap dan gaya hidup bagi generasi sekarang. Kehidupan mereka tidak akan bisa lepas dari penggunaan teknologi dalam kehidupannya.
Generasi ini
lebih real time dimana hubungan antara wilayah tidak dibatasi oleh ruang dan
waktu, mereka memiliki karakter untuk selalu update, dan kebutuhannya sudah
banyak dipenuhi oleh gadget, mulai dari informasi, gaya hidup serta komunikasi
secara media social.
Lantas yang menjadi pertanyaan, dengan berbagai macam perbedaan
sikap dan karakter dari generasi sebelumnya apakah mendidik generasi milenial
memerlukan strategi khusus. Menjadi tantangan bagi guru terutama di tingkat SD, SMP dan SMA dalam mendidik generasi di era digital saat ini.
Sebagai sosok yang berperan vital dalam pembentukan karakter
bangsa. Sekolah Islam Athirah dituntut peka melihat dinamika ini. Tantangan guru saat ini
adalah kualitas dan kreativitas dalam menyikapi dinamika generasi digital ini. Produk dan ide untuk mendorong pengaruh
guru dalam mengembangakan inovasi pembelajaran, merupakan suatu keharusan yang
tidak bisa ditawar tawar lagi.
Untuk mengawali tahun pelajaran 2018/2019 semester genap ini, Sekolah Islam Athirah mencoba terus mendorong
para guru untuk memberikan pengajaran yang efektif kepada siswanya. Salah satu
terobosannya yang sudah berjalan di tahun sebelumnya pada semester ganjil
adalah pertama pemanfaatan Sistem Manajemen Pendidikan (SIMDIK) dimana dalam
pengolaan nilai akan di input langsung kedalam sebuah aplikasi yang nantinya
siswa dan orang tua bisa mengakses langsung kerportal tersebut untuk melihat
nilai anak mereka. Selain nilai guru juga dibuatkan sebuah portal untuk
mengupload perangkat pembelajaran, seperti RPP, Modul, dan Media Pembelajaran
lainnya, tentunya bisa
di manfaatkan siswa sebagai media belajar mereka.
Kerjasama lainnya pada semester genap
ini adalah dengan DUGI DIGITAL INFORMATIKA, salah satu perusahaan partner
Google For Education di Indonesia, dalam hal ini guru akan lebih di perkenalkan
lagi bagaimana mengola kelas digital, membuat media pembelajaran, penggunaan
cloud dalam penyimpan dokumen, yang selama ini merupakan kendala yang paling
tidak disukai oleh orang adalah kehilangan data penting yang simpan di laptop
maupun dimedia penyimpanan lainnya yang dikarenakan laptop rusak, hilang,
dibackup di flashdisk tapi rusak dan kena virus.
Dalam kegiatan ini guru akan diberikan
sebuah akun google drive tersendiri dengan batasan limit tidak terbatas alias
unlimite, jadi guru bisa menyimpan file pembelejaran mereka dalam bentuk cloud,
dan untuk pengelolaan kelas guru akan lebih di dorong lagi dalam pemanfaatan
Google Classroom, dimana dalam hal ini siswa dengan siswa, siswa dengan guru
bisa saling diskusi terkait materi pembelajaran, yang belum tuntas atau materi
belum jelas yang telah diajarkan di kelas nyata. Bahkan guru bebas mengupload
media pembelajaran mereka tanpa di batasi limit penyimpanan lagi, sehingga
siswa lebih kaya akan media pembelajaran, yang bisa mereka pelajari kapan dan
dimana saja, baik melalui komputer maupun dari gadget mereka.
Dengan kolaborasi 2 (dua) terobosan ini
di harapkan guru lebih kreatif lagi dalam proses pembelajaran. Guru tidak lagi
menjadi sentral pembelajaran tapi memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada siswa untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran di kelas.
Semoga Sekolah Islam Athirah bisa
melakukan transformasi digital khususnya di pembelajaran menuju warga
pembelajar kelas dunia, ucap Syamril, ST, M.Pd. selaku Direktur Sekolah Islam
Athirah. (db)