Berkolaborasi dalam Kebaikan, SD Islam Athirah Kunjungi SD Islam Cokroaminoto
Sebanyak 16 siswa SD Islam Athirah Makassar melaksanakan kegiatan kunjungan sosial ke SD Islam Cokroaminoto yang berlokasi di Jl. Rappokalling, Makassar. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kepedulian sosial Organisasi Peserta Didik Intra Sekolah (OPDIS) SD Islam Athirah Makassar sebagai bentuk penerapan nilai-nilai empati dan tanggung jawab sosial. Jumat(17/10/2025)
Dalam kunjungan tersebut, SD Islam Athirah Makassar menyerahkan beberapa bantuan hasil donasi siswa-siswi SD Islam Athirah Makassar kepada SD Islam Cokroaminoto. Seluruh rangkaian acara mulai dari pembacaan ayat suci Al-Qur’an, tadabbur dan penyampaian hikmah, doa penutup, penampilan lagu, hingga pembawa acara (MC) dibawakan langsung oleh siswa-siswi SD Islam Athirah. Hal ini menjadi bukti nyata hasil pembinaan karakter, keagamaan, serta keterampilan public speaking yang mereka peroleh di sekolah.
Dewi Setyowaty R, S.Pd, selaku Ketua Pembina OPDIS SD Islam Athirah Makassar, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan tersebut. “Kegiatan ini baik dalam melatih anak-anak kita untuk berempati dan lebih peka terhadap kebutuhan orang lain, serta sadar bahwa kontribusi sekecil apa pun bisa berdampak besar bagi orang lain,” ujarnya.
Sementara itu, Nafisah Azzahra Achsan, Ketua OPDIS SD Islam Athirah Makassar, juga mengungkapkan kesan mendalamnya. “Kemarin itu seru banget Miss. Kita belajar bersyukur karena di sana mereka kekurangan buku dan fasilitas, tapi tetap bahagia dan sopan. Guru-guru mereka sampai menangis terharu waktu kami datang,” pesan singkat melalui whatsapp
Diakhir kegiatan Kepala SD Islam Cokroaminoto, Ibu Rahmi Hasan, turut menyampaikan rasa haru dan terima kasih atas bantuan yang diberikan.
Menurutnya, kipas angin tersebut akan sangat membantu menciptakan suasana belajar yang lebih nyaman bagi siswa.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala SD Islam Athirah Makassar yang biasa disapa pak khasan juga memberikan pesan inspiratif kepada para siswa SD Cokroaminoto bahwa nilai seseorang tidak ditentukan oleh tempat atau keadaan, melainkan oleh kualitas dan keikhlasan dirinya. Beliau menggambarkannya melalui perumpamaan uang lima puluh ribu rupiah yang tetap bernilai meski telah dilipat, dijatuhkan, atau disembunyikan nilainya tidak pernah berubah.

