
SMA Islam Athirah Bone : Memeluk Palestina Lewat Doa
Gempuran Israel terhadap Palestina masih terus berlangsung tanpa ampun. Ribuan jiwa telah menjadi korban kebiadaban zionis, bahkan setengah dari total korban adalah anak-anak. Dukungan untuk Palestina pun terus bergulir baik doa maupun bantuan materil sebagai upaya dalam membantu mereka yang berjuang mempertahankan Al-Quds.
SMA Islam Athirah Bone turut menyatakan sikap dukungan terhadap masyarakat Palestina dengan menggelar kajian spesial bertajuk "Memeluk Palestina Lewat Doa" pada Rabu, 8 November 2023. Menghadirkan Ust A. Sulaeman Arsyad, Lc., kajian berlangsung selama dua jam di Masjid Fatimah Kalla.
Sebelum kajian dimulai, Wakil Direktur Sekolah Islam Athirah Wilayah 3, Syamsul Bahri, S.pd.I., menyampaikan agar seluruh jamaah menyimak dengan baik paparan yang disampaikan pada kajian ini agar tidak ada miskonsepsi terkait isu Israel-Palestina yang marak berkembang belakangan ini di masyarakat melalui media sosial.
Ustadz A. Sulaeman Arsyad, Lc., mengawali ceramahnya dengan mengajak seluruh yang hadir untuk menyerukan seruan jihad "Dalam Birruh Biddam Nafdika ya Aqsha" yang artinya "Kami tebus engkau dengan darah dan nyawa wahai Al Aqsha". Selanjutnya, ia menjelaskan sejarah pendudukan Israel pertama kali di wilayah Palestina dan proses pembebasan Al-Quds. Pada 29-31 Agustus 1897 Theodor Herzl memimpin Kongres Zionis Pertama. Mereka menyepakati langkah-langkah untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina yang saat itu dikuasai Turki Utsmani yang lalu dikenal dengan paham zionisme. Gerakan Zionis pertama kali muncul pada akhir abad ke-19 di Eropa tengah dan timur. Kala itu muncul seruan kepada seluruh orang yahudi untuk pindah secara besar-besaran ke wilayah Palestina. Hal itu murni dilakukan atas dalih bahwa tanah Palestina merupakan tanah ayah dan kakek-nenek (Eretz Israel) yang dijanjikan Tuhan ke Bangsa Yahudi. Pada tahun 1948, PBB mengakui Israel sebagai sebuah negara yang memicu konflik baru. Perang pecah, dan dimenangkan oleh Israel. Kemerdekaan Israel membuat sekitar 700 ribu warga Arab-Palestina terpaksa mengungsi. Israel berhasil memperluas batas wilayah negaranya melebihi batas wilayah yang ditentukan oleh Rencana Pembagian Palestina di bawah mandat Inggris. Sejak saat itu, Israel terus menerus berseteru dengan negara-negara Arab, menyebabkan peperangan dan kekerasan yang berlanjut hingga saat ini.
Selain itu, ustadz yang saat ini mengabdi di MHQ Tonra Kabupaten Bone ini menjelaskan terkait hubungan bangsa Indonesia dan Palestina yang sangat erat. Indonesia dan Palestina secara historis pernah mengalami penindasan oleh penjajah yang membuat keduanya memiliki nasib yang sama. Palestina bahkan menjadi negara Islam pertama yang memberi dukungan Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Di akhir sesi, Ustadz Syarif Hidayatullah, Lc. memimpin doa untuk keselamatan Palestina sebagai bentuk dukungan kepada saudara-saudara kita disana. Semoga doa yang dipanjatkan diijabah oleh sang Pemilik Kuasa bumi dan langit.