
Kajian Asrama Sekolah Islam Athirah BoneAngkat Tema Ilmu, Adab, dan Akhlak
Unit Boarding
Sekolah Islam Athirah Bone menggelar Kajian pada Sabtu malam (7/9) di Masjid
Fatimah Kalla. Kajian yang disampaikan oleh Ust. Rian Mardiansyah, S.Ag., mengangkat
tema Ta'lim Al-Muta'allim atau "Meraih Keutamaan Ilmu dengan Adab
dan Akhlak Mulia", berdasarkan buku dengan judul yang sama.
Dalam kajian
tersebut, pembina asrama putra Sekolah Islam Athirah Bone memotivasi siswa
untuk beradab dan berakhlak mulia dalam menempuh pendidikan. Ia memulai dengan
menceritakan pengalamannya berteman dengan seorang penjual bakso. Meskipun
terlihat tidak berpendidikan, penjual bakso tersebut ternyata pernah mondok
selama enam tahun di Jawa dan sudah khatam Al-Qur’an lima kali. Cerita ini
menunjukkan bahwa ilmu akan datang kepada siapa pun yang bersungguh-sungguh
mencarinya, tanpa memandang kondisi ekonomi.
"Siapa
yang menyangka seorang penjual bakso yang terlihat tidak berpendidikan ternyata
pernah mondok di Jawa selama enam tahun dan sudah khatam Al-Qur’an sebanyak
lima kali. Itu Masya Allah sekali ceritanya. Jadi makna dari cerita tersebut
adalah ilmu itu akan datang kepada orang yang benar-benar mau
mendapatkannya," ungkap sang pemateri.
Sosok ustad muda
tersebut menjelaskan bahwa buku Ta'lim Al-Muta'allim ditulis oleh Syekh
al-Zarnuji, yang memiliki nama lengkap Burhan al-Din Ibrahim al-Zarnuji
al-Hanafi. Nama lain yang disematkan kepadanya adalah Burhan al-Islam dan
Burhan al-Din. Nama "al-Zarnuji" merujuk pada tempat bernama Zurnuj,
sebuah wilayah di Turki. Sementara itu, gelar "al-Hanafi"
mengindikasikan bahwa ia menganut mazhab Hanafi.
Pada bagian
muqaddimah dari buku Ta'lim Al-Muta'allim. Pemateri kelahiran tahun 2000
itu menjelaskan bahwa penulis memulai muqaddimahnya dengan basmalah, karena
ilmu tidak akan membawa keberkahan jika tidak diawali dengan menyebut nama
Allah. Ia juga menambahkan bahwa basmalah pertama kali dicontohkan oleh Nabi
Sulaiman A.S. dalam suratnya kepada Ratu Bilqis, yang diawali dengan kalimat
"Bismillahirrahmanirrahim."
Selanjutnya, dibacakan
perkataan penulis kitab yang menyatakan bahwa meskipun para pelajar telah
bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, banyak yang tidak mendapatkan manfaat,
baik berupa pengalaman maupun kemampuan untuk menyebarkannya. Hal ini
disebabkan oleh cara mereka menuntut ilmu yang salah dan pengabaian terhadap
syarat-syarat keberkahan ilmu.
"Syekh
al-Zarnuji dalam muqaddimah bukunya berkata: Kalau saya memperhatikan para
pelajar, sebenarnya mereka telah bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, tapi
banyak dari mereka yang tidak mendapat manfaat dari ilmunya, baik berupa
pengalaman maupun kemampuan untuk menyebarkannya. Hal itu terjadi karena cara
mereka menuntut ilmu salah, dan syarat-syaratnya mereka tinggalkan," jelas
Ustaz sosok yang juga menjabat sebagai pembina asrama di Sekolah Islam Athirah tersebut.
Kajian ditutup
dengan motivasi dari pemateri mengenai pentingnya memperbaiki niat dalam
menuntut ilmu. Beliau menegaskan bahwa niat yang tulus adalah fondasi utama
untuk meraih ilmu yang berkah. Tanpa niat yang benar, usaha dalam menimba ilmu
mungkin tidak akan membuahkan hasil yang optimal.
"Ketika kita ingin
mendapatkan ilmu, perbaiki niat kita seperti yang dikatakan Rasulullah dalam
sebuah hadis yang berbunyi: 'Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya.'
Contohnya, ketika kita sholat Tahajjud, jelas kelihatan siapa bagus niatnya karena
kelihatan sendiri dari rasa ngantuknya," ungkap beliau.
Muh. Azwan, salah satu
pembina asrama putra, ketika diwawancarai mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan
ini adalah untuk menambah pengetahuan siswa serta meningkatkan adab dan akhlak
mereka dalam belajar.
“Tujuan kajiannya itu untuk menigkatkan
pengetahuan, sama menigkatkan juga adab dan akhlak mereka dalam belajar”.Ungkap
salah satu pembina asrama tersebut. Tim Web Athirah
_Muh. Yusuf.