
IHES: Sistem Pendidikan Berpusat pada Hati, Ada di Sekolah Islam Athirah
Guru Sekolah Islam Athirah mengikuti penguatan tentang Integrated Holistic Education System (IHES) di Auditorium Sekolah Islam Athirah jalan Kajaolalido Nomor 22 Makassar, Jumat-Sabtu (22-23/11/2019). IHES merupakan sistem pendidikan yang terfokus pada hati dengan tujuan pembentukan generasi berakhlak qur’ani baik pada pencapaian kesuksesan dunia (karir) maupun keselamatan akhirat.
IHES digagas oleh Prof. Dr. Hasni Mohammed sejak tahun 1985 di Malaysia dan telah digunakan lebih dari 15 ribu lembaga pendidikan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Pengguna IHES mulai dari lembaga pendidikan taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, hingga perguruan tinggi. Di Sekolah Islam Athirah, IHES diterapkan dengan nama Athirah Integrated Holistic Education System (AIHES).
Terdapat lima kurikulum dalam IHES, tiga di antaranya diadopsi ke dalam AIHES yakni, kurikulum inti yang terdiri dari Alquran dan Sunnah, kurikulum nasional yang dirancang oleh pemerintah, dan kurikulum internasional yang dirancang dalam rangka memfasilitasi peserta didik mengembangkan diri dengan kecakapan global.
Penggagas IHES Prof. Dr. Hasni Mohammed dalam pemaparannya menjelaskan beberapa hal yang membedakan IHES dengan sistem pembelajaran konvensional.
“Dia (IHES) bukan learning theory, tapi dia transform and reform learning theory to learning practice, dari teori pembelajaran kepada amalan pembelajaran. Number dua, kalau (pembelajaran) konvensional itu dia teacher center and student center, tapi kita heart center dan akhirnya God center. Ketiga, sumber ilmunya beda, kalau konvensional itu, kognitif pshycology, behavior pshycology, humanitic pshycology, itu semua berasal dari manusia, tapi kalau di IHES itu dari pencipta” jelas pendiri Sekolah Islam Adni Selangor Malaysia ini.
Ia melanjutkan bahwa dalam IHES, tulang punggung sekolah sangat tergantung kepada pendidiknya. Menurutnya, guru juga perlu memahami proses bagaimana melahirkan insan kamil (holistic), karena itu guru perlu menjadi model bagi peserta didik. Ia kemudian berharap, Sekolah Islam Athirah dapat menjadi model dalam penerapan IHES.
“Suatu hari saya pikir Athirah bisa menjadi model di Makassar, suatu hari menjadi model di Indonesia, dan insya Allah suatu hari menjadi model di dunia, Insya Allah” harapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kurikulum Sekolah Islam Athirah Ibnu Hajar, S.Pd. mengungkapkan alasan manajeman Sekolah Islam Athirah menerapkan IHES. Pihaknya berpandangan bahwa IHES sejalan dengan visi sekolah, menjadi sekolah unggul berciri Islam, berjiwa nasional, dan berwawasan global.
“IHES perlu ada di Athirah karena kita melihat bahwa tujuan dari Sekolah Islam Athirah adalah membentuk generasi yang unggul, islami, nasionalis, dan berwawasan global. Itu bisa dicapai dengan IHES ini” ungkap Ibnu di sela-sela kegiatan.
Dengan alasan tersebut, ia berharap guru di Sekolah Islam Athirah dapat memahami dengan baik bagaimana membangun potensi yang ada dalam diri peserta didik. Selain itu, ia juga berharap guru dapat menjadi murabbi dalam mengembangkan 23 potensi yang ada dalam diri peserta didik meliputi potensi akal, potensi hati, potensi jiwa, potensi ruh,, dan potensi jasad yang berlandaskan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt.
“Harapan kami, para guru bisa membimbing peserta didik dalam mengenali serta mengembangkan 23 potensi diri yang mereka miliki” tutupnya.
Reporter: Humas Sekolah Islam Athirah