image

Launching Antologi A Memories pada Panen Karya P5 dengan Tema Rekayasa dan Teknologi untuk Membangun Indonesia

SMP Islam Athirah Makassar gelar Panen Karya Dalam rangka Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema “Rekayasa dan Teknologi untuk membangun Indonesia di Auditorium Sekolah Islam Athirah Jl. Kajaolalido, Jumat (16/06/2023).

Acara Panen Karya kali ini dipadukan dengan penampilan para siswa seperti tari, musik dan lagu, serta band. Pada panen karya ini, SMP Islam Athirah Makassar launching antologi siswa dengan judul “Memories”.

Antologi siswa dengan judul “ A Memories” ini merupakan karya 27 siswa kelas VII yang tergabung dalam KPA (Kelas Pena Anak). KPA ini dibina oleh Komunitas Menulis Dd Publishing.

Dalam sambutannya, Nilamartini, S.Pd, M.M selaku Kepala SMP Islam Athirah Makassar mengatakan bahwa sesungguhnya kegiatan ini harus bisa dilihat langsung oleh orang tua siswa. Karena kehadiran orang tua itu sangat penting, jadi apapun yang ditampilkan oleh anak-anaknya sudah menjadi yang terbaik.

Nilamartini menjelaskan, sekolah juga telah menyiapkan ruang untuk para siswa agar bisa memperlihatkan kemampuan dan kreativitasnya. Semoga kegiatan ini bisa berjalan lancar, hingga selesai.

Kepala Sekolah SMP Islam Athirah Makassar ini sangat mengapresiasi keterampilan oara siswa yang bisa membuat akun-akun media sosial, bahkan sampai ada yang bisa membuat website.

“Untuk project ketiga ini, mereka sangat luar biasa. Mereka membuat akun-akun media sosial, bukan hanya Instagram, Facebook, dan lain-lain, melainkan juga membuat website yang menampilkan beranekaragam karya dan gambar,” tutur Nilamartini.

 “Terima kasih untuk anak-anak kelas 7 atas karyanya, kalian sangat luar biasa,” lanjutnya.

Sedangkan menurut Wakil Direktur Sekolah Islam Athirah Mas Aman Uppi, M.Pd, yang sangat mengapresiasi penampilan dari siswa kelas 7 yang telah mengimbangi perkembangan teknologi.

“Saya rasa dengan adanya konsep-konsep yang dibuat oleh Sekolah Islam Athirah, nantinya bisa membawa anak-anak kita bisa memiliki keterampilan dan mempunyai kreativitas. Tak hanya itu, melainkan juga mempunyai akhlak yang baik,” tuturnya.

Dia juga memuji keterampilan para siswa yang sudah bisa membuat website dan mendoakannya agar semua bisa sukses karena para siswa telah memahami literasi digital.

“Anak-anak kita ini sudah sangat baik, soalnya sudah bisa membuat website melalui Canva. Insyaallah anak-anak kita ini, saya yakin akan sukses, karena sudah pintar ber literasi digital,” kata Mas Aman Uppi.

“Saya selalu mensupport kegiatan yang sifatnya terus membawa nilai positif. Jika kegiatan itu tidak membuat anak kita berkembang, harus di cut. Tetapi, jika bisa membuat berkembang, maka akan terus di kawal secara ketat,” lanjutnya.

Sementara itu, Firdayanti Firman, S.Pd, selaku Ketua Panitia Project Ketiga Kurikulum Merdeka mengatakan bahwa kegiatan panen karya ini merupakan puncak akhir dari dari Project Ketiga siswa kelas 7 yang dimulai sejak bulan April.

“Jadi tema ini, anak-anak itu mengambil sub topiknya, yaitu pembuatan konten media sosial yang edukatif. Jadi, tiap kelas itu terbagi menjadi 3 kelompok masing-masing dan mereka diberikan kebebasan untuk memilih tema atau isu untuk membuat kontennya,” kata Firdayanti.

Dia juga mengungkapkan, makanya dari 4 kelas terdiri dari 12 kelompok dengan tema yang beragam. Ada yang fokus di tema Attitude, back to history, dan lain-lain.

“Jadi memang kita tidak mematok anak-anak harus tema apa, itu betul-betul murni dari hasil mereka berdiskusi secara kelompok,” ungkapnya.

Firdayanti juga merasa bersyukur, berkat proses yang dijalani para siswa bisa membuat konten-konten di media sosial, seperti konten di Tiktok, Instagram, bahkan membuat web.

“Alhamdulillah, setelah melalui proses, banyak anak-anak yang membuat konten, ada yang buat di Tiktok, Instagram, bahkan ada yang buat web,” jelasnya.

Ini adalah launching acaranya yang dirangkaikan dengan launching buku. Launching bukunya sendiri adalah antalogi hasil karya dari siswa kelas 7 yang dibimbing oleh guru Bahasa Indonesia Hasniwati Ajis,M.Pd.

Sebanyak 27 siswa juga menceritakan sedikit tentang isi dari karya tulisnya yang telah diterbitkan oleh penerbit dan karya ini juga bisa diakses dan dibeli melalui akun dari siswa bersangkutan.

Selain itu, ada 4 stand yang terdiri dari tiap kelas yang memamerkan dan memperlihatkan hasil karya para siswa, serta bisa diakses melalui online.

“Jadi bisa dilihat akun-akun media sosialnya tiap kelas dan juga diberikan brosur. Jadi anak-anak mendesain sendiri brosurnya, proposalnya juga bisa dilihat oleh pengunjung,” jelasnya.

“Bahkan kurikulum merdeka Sekolah Islam Athirah itu kita punya PTMR. Jadi, kelas seni pilihan dan hari ini juga akan ditampilkan. Anak-anak yang menyukai seni musik juga akan tampil, yang memilih seni tari juga akan tampil, sedangkan anak-anak yang mengambil prakarya dan seni rupa juga karyanya akan ditampilkan di stand,” lanjutnya.

 

Laporan : Hasniwati Ajis (TIM Web SMP Islam Athirah)

Previous PostLSO Smaatbhar SMA Islam Athirah Bukit Baruga Resmi di Lantik
Next PostSD Islam Athirah 1 Makassar Gelar Porseni: Ada Lomba Futsal, Talent Show Hingga Lomba Games Berbasis Digital