image

Suka Cita Pramuka di Cadika

Pramuka kali ini (22-23 Sept 2017) mengusung tema “Satu Jiwa, Satu Bangsa, Satu Bahasa Melalui Nasionalisme Pramuka Tetap Jaya” yang melibatkan khusus seluruh siswa kelas X SMA Islam Athirah 1 Makassar, pimpinan sekolah, guru, dan beberapa kakak kelas mereka yang berperan sebagai pembina, pendamping, dan panitia pramuka. Keberangkatan jumat pagi pukul 09.00 WITA (22 Sept ’17) menggunakan bus sekolah menuju “Bumi Perkemahan Cadika” yang terletak di desa Pa’bentengang kec. Bajeng kab. Gowa. Perjalanan yang relatif singkat, tidak sampai 2 jam, bus sekolah Athirah mantap terparkir di halaman luas tempat siswa dan guru-guru berkemah. Setelah pasang tenda dan menyiapkan perlengkapan pramuka, upacara pembukaan pramuka dilakukan dengan bangga, mengibarkan bendera Merah-Putih dan bendera SIA.

Hari berganti malam, kegiatan-kegiatan yang telah disusun oleh panita dilakukan dengan semangat dan penuh antusias oleh para pembina dan peserta didik. Namun malam hari perkemahan diguyur hujan deras saat mereka tengah tertidur lelap (tepatnya pukul 03.00 dini hari) sehingga membuat sebagian peserta ddidik harus meninggalkan tenda dan mengungsi ke aula Cadika karena air hujan merembes masuk ke tenda-tenda mereka. Tetapi itu tidak membuat mereka patah semangat karena guru-guru yang mendampingi  terus menyemangati anak-anak dengan renungan-renungan malam yang syahdu di bawah gemerisik hujan dan dinginnya malam sebelum melaksanakan shalat tahajjud. Mereka dibuat terharu sampai menitihkan air mata sebab diajak bermuhasabah dan mengingat orangtua mereka. 

“Pramuka ini bertujuan, selain karena syarat kenaikan kelas untuk K13, juga melatih anak-anak untuk mandiri, kerjasama dan belajar banyak tentang pengetahuan dasar pramuka.” Ungkap salah satu Wakasek yang mendampingi selama perkemahan. “Hal positif dari kegiatan ini”, tambahnya “adalah siswa Athirah banyak belajar hal sederhana namun sangat berkesan”.

Siswa kelas X bersama teman-temannya yang mengikuti kegitan ini, dengan ekspresif menjelaskan bagaimana seru dan beraninya mereka bermandikan lumpur saat outbond, memasak sendiri di belakang tenda masing-masing, sampai membersihkan kotoran sapi yang ada di sekitar sungai di belakang perkemahan Cadika dengan tangan kosong. “Kami di sana sangat senang dan menyukai suasana perkemahan. Dan jika pramuka diadakan lagi, saya pun masih ingin mengikutinya” aku Zilji, salah satu siswa yang berbagi cerita tentang perkemahan tersebut.

Suka cita yang dialami anak-anak saat berkemah, juga dirasakan oleh para guru-guru yang mendampingi mereka. Para guru sangat menikmati keseruan anak-anak tetapi juga merasakan sedikit kegelisahan dengan hujan yang menyapa kala itu. Terlepas dari  hal tak terduga yang terjadi di perkemahan ini dan menjadi catatan perbaikan ditahun depan, semua pihak menyatakan bahwa pramuka tahun ini sangat menyenangkan, seru dan penuh hikmah.(w.a)

Previous PostTelapak Tangan Cinta untuk Rohingya
Next PostAFC 8 Pelopor Lomba FIFA di Makassar