
Hadiri Jambore Nasional Generasi Hijau, Siswa SMA Islam Athirah Bone Ini Menimba Banyak Pengalaman
Darmianti, salah satu siswa SMA Islam Athirah Bone, baru-baru ini menghadiri Jambore Nasional Generasi Hijau (JNGH) 2023 di Bandung, Jawa barat, sejak 31 Juli hingga 4 Agustus 2023. Jambore ini diadakan oleh Green Generation Indonesia, salah satu organisasi yang bergerak dalam mewujudkan generasi peduli dan berbudaya lingkungan yang telah tersebar di 34 Provinsi dan 248 Kabupaten/Kota di Indonesia.
Adapun tujuan diadakannya Jambore ini adalah mempertemukan para pelajar SMA/SMK/Sederajat terbaik yang peduli terhadap lingkungan untuk membangun perubahan lingkungan dari 37 Provinsi di Indonesia. Peserta yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini mengikuti beberapa tahap seleksi sebelum dinyatakan berangkat ke Bandung, diantaranya adalah penulisan esai.
Darmianti menuturkan bahwa ia mendapat pengalaman yang sangat mengesankan selama mengikuti kegiatan ini. “Kalau mau digambarkan dalam satu kata, kegiatan ini unique. karena kegiatan yang saya ikuti kali ini experiencenya berbeda dengan kegiatan-kegiatan yang sebelumnya. Kegiatannya sendiri berpusat di Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Kegiatan ini diawali dengan opening ceremony di gedung Muhammad Toha. Para peserta mengenakan batik khas daerah masing-masing sebagai representasi daerah mereka. Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan di Ciwidey dengan serangkaian kegiatan yang cukup padat.
“Yang membuat saya sangat bersemangat adalah materi yang variatif dan terbilang baru bagi saya. Semua materinya mengajak kita untuk lebih mencintai lingkungan dan dibawakan oleh para pembicara yang memang ahli di bidangnya masing masing”, lanjut Darmianti.
Beberapa materi yang Darmianti dapatkan selama kegiatan adalah Personal Branding, Upaya Kreatif Pengelolaan Limbah Styrofoam, Pembudidayaan Maggot, Food Bank, dan LGD. “Dari materi yang disajikan, saya pribadi kemudian tumbuh rasa kepekaan agar kita bisa menyelamatkan lingkungan. Bahkan untuk aksi nyatanya, kami melakukan kegiatan “Clean Up Action” di sungai Cikapundung dengan melibatkan 221 warriors. Mereka terdiri dari 159 peserta JNGH, panitia kegiatan, NGO yang menjadi partner bekerja sama dalam kegiatan ini, beberapa influencer, dan masyarakat sekitar.”, jelas perempuan yang kini duduk di kelas XII ini.
“Selain melakukan aksi nyata dan mengikuti materi pelatihan, para peserta Jambore JNGH ini diberi kesempatan melakukan school visit di SMK MERDEKA Bandung. Sekolah ini sudah mendapat penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata mandiri dan menorehkan beberapa prestasi di bidang lingkungan, sehingga sekolah inilah yang kami kunjungi”, imbuhnya.
Sebelumnya, Darmianti merasa sangat bersyukur bisa mengikuti kegiatan ini mulai dari proses pendaftaran hingga mengikuti Jambore. “Buat sampai kesana pasti banyak hal yang saya lalui, mulai dari essay sama editing videonya, meeting online, sama titik titik hectic nya ada di pengajuan proposal dana. Dari kegiatan ini kami juga mendapat tantangan untuk membuat project dalam menangani masalah food waste secara berkelompok. Kami belajar mencari solusi dalam mengatasi permasalahan yang ada. Kami berdiskusi untuk menentukan ide masing masing, kebetulan saya diamanahi sebagai group leader, sehingga wajib mutar otak sbagaimana bisa menampung ide, me-manage anggota lain supaya aktif dalam berdiskusi, serta mengeksekusi ide”.
Terkait kesannya selama mengikuti kegiatan, Mimi, sapaan akrabnya, mengatakan, “Wah sangat seru!! Misalnya ketika kami berkeliling melihat inovasi yang dilakukan oleh SMK MERDEKA Bandung, mereka menciptakan alat sederhana tapi memang berdaya guna bagi lingkungan. Selain itu, bertemu sama teman teman dari seluruh pelosok Indonesia itu pengalaman yang sangat luar biasa. Saya juga sangat salut dengan kerja panitianya. Konsistensi organisasinya yang sudah melaksanakan JNGH ke-9, mulai dari 2015 sampai sekarang. Dan tentu ditunjang dengan program yang keren membuat saya mengatakan mereka keren. Oh iya, salah satu fun fact yang saya dapat juga adalah di Ciwidey selama 5 hari suhunya dingin sekali sampai yang paling rendah ada 13°C, cukup membuat saya menggigil di Subuh hari pas ambil air wudhu.” (Eva Rukmana-SMA Athirah Bone)