image

TIDAK ADA RUANG UNTUK PERUNDUNGAN

ATHIRAH - Maraknya kasus perundungan di kalangan remaja khususnya pada lingkungan pendidikan, membuat kegelisahan tersendiri bagi pendidik dan stakeholder lainnya termasuk orang tua. Kasus bullying ini berdampak trauma psikologis, kesulitan belajar, dan bahkan bunuh diri.

Dalam rangka pencegahan bullying dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman, SMA Islam Athirah Kajaolalido menggelar Seminar Anti Perundungan. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Kepala SMA Islam Athirah 1 Makassar, Tawakkal Kahar, S.Pd., M.Pd, dan Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum serta Guru BK sebagai tim pelaksana kegiatan tersebut.

Seminar ini dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2024, bertempat di Ruang Teater Mini lantai 2 Sekolah Islam Athirah yang diikuti oleh seluruh peserta didik kelas X dan XI serta melibatkan guru/karyawan SMA Islam Athirah 1 Makassar.

Wakil Direktur Sekolah Islam Athirah wilayah Kajaolalido, Dr. Patris Hasanuddin, M.Pd dalam sambutannya mengatakan bahwa peserta didik khususnya di SMA Islam Athirah perlu memperhatikan salah satu motto sekolah yaitu Anggun dalam bersikap.

“Bagaimana kita sebagai insan menjaga adab dan saling menyapa satu sama lain. Hal tersebut sejalan dengan Surah Al Hujurat ayat 11 yang dibacakan oleh satu pengisi acara yang memiliki makna saling menghargai dan menjaga perilaku dengan sesama manusia. Berkaitan dengan hal itu, sekolah perlu memikirkan cara memberikan rasa aman dan nyaman untuk peserta didik,” jelas Patris.

Seminar Anti Perundungan SMA Islam Athirah 1 Makassar mengundang Kepala UPT Layanan Bimbingan dan Konseling UNM, Prof. Dr. Farida Aryani, M.Pd sebagai narasumber. Dalam pemaparannya, beliau mengungkap fenomena bullying beserta data kasus yang terjadi di Indonesia. Selain itu dalam materinya juga berisi kaitan bullying dan intoleransi yang terjadi di sekolah berawal dari ketidakmampuan menghormati perbedaan pada lingkungan sekolah.

Seminar Anti Perundungan SMA Islam Athirah 1 Makassar di Ruang Mini Teater lt.2 Menara SIA, Senin (10/6/2024)

Bentuk-bentuk perundungan yang sering muncul mulai dari perundungan verbal, perundungan sosial, perundungan fisik sampai pada perundungan daring (cyberbullying) beserta dampak perundungan sangat detail disampaikan oleh beliau.

Sebelum masuk materi pencegahan dan penanganan bullying, beliau mengadakan role play lingkaran bullying yang melibatkan 8 peserta didik untuk memainkan peran sebagai pelaku bullying, korban bullying, pembela, pengikut, dan penonton. Role Play bertujuan menjelakan kepada peserta didik setiap peran yang dimainkan memiliki potensi untuk menjadi pelaku bullying dikemudian hari, sehingga peserta didik harus aware dengan perilaku perundungan ini.

Pencegahan perundungan tentunya dapat dilakukan oleh semua pihak, baik dari peserta didik, satuan pendidikan, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat. Sebagai peserta didik, pencegahan dilakukan dengan menumbuhkan rasa empati, membangun komunikasi efektif, menghargai perbedaan, dan berani melapor ketika mengalami maupun mendapati kasus perundungan.

Untuk satuan pendidikan, bentuk pencegahan dapat melalui program pencegahan seperti seminar, pembuatan tata tertib, pelibatan warga sekolah dan kerja sama dengan instansi lain. Tidak hanya orasi materi seputar perundungan, pemateri juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya sehingga seminar tidak terasa monoton karena adanya interaksi timbal balik antara pemateri dan peserta seminar.

Pesan penting dalam seminar ini bahwa perundungan adalah perilaku yang dapat diubah. Untuk mengubah perilaku tersebut dibutuhkan kerja sama dan dukungan seluruh warga sekolah. Sebelum membuat program-program pencegahan perundungan, guru, kepala sekolah, peserta didik, tenaga kependidikan dan orang tua peserta didik, perlu memiliki pemahaman yang sama tentang perundungan, bahwa perundungan adalah perilaku yang tidak dapat ditolerir dan harus dihentikan.

Semoga SMA Islam Athirah 1 Makassar dapat melaksanakan kegiatan atau program lainnya setelah seminar ini untuk terus mengedukasi tentang perundungan dan dampak yang ditimbulkan sehingga tercipta suasana aman dan nyaman yang akan dirasakan seluruh warga sekolah.

Penulis : Puji Wajar Yanti, S.Psi
Guru Bimbingan dan Konseling

Previous Post103 Siswa SD Islam Athirah 2 Ikuti Khataman dan Imtihan Al-Qur’an 2024
Next PostKreatif dan Unik, Begini Cara TK Islam Athirah Racing Centre Gelar Penamatan Anak Didik