Adzan dan Marketing

Author :

Setiap hari kita mendengar suara adzan 5 kali menjelang shalat wajib. Setelah mendengar adzan kita disunnahkan membaca

“ Allaahumma rabba haadzihii da’wati ttamma….” Ya Allah Tuhan yang memiliki seruan yang sempurna … “. Berarti adzan adalah “seruan yang sempurna”. 

Seruan dalam konteks bisnis sama dengan marketing, jadi adzan merupakan “marketing yang sempurna”. Kenapa adzan merupakan seruan yang sempurna? Apa yang dimilikinya? 

Kata pertama dalam adzan yaitu “Allahu Akbar”artinya Allah Maha Besar. Ini merupakan the best position statement, bahwa segala yang ada itu kecil, Allah yang Maha Besar. 

Dalam konteks marketing produk/services, berarti harus diawali dengan the best product statement, bahwa produk/services kitalah yang terbaik, yang lainnya pasti ketinggalan. Pernyataan ini tentu bukan sekedar di bibir saja, tapi juga karena keyakinan di dalam hati. Seorang marketer harus yakin dengan apa yang dipasarkannya sebagai produk/services terbaik.

Kata kedua dan ketiga yaitu syahadatain “saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”. Ini merupakan testimoni dan juga harus karena ketulusan dan keyakinan, bukan dipaksa. 

Dalam marketing, perlu ada testimoni dari mereka yang telah menggunakan produk/services secara jujur dan tulus. Harapannya testimoni tersebut akan memudahkan meyakinkan pihak lain yang belum menggunakan produk/services kita.

Setelah position statement dan testimoni baru kemudian kata keempat berisi ajakan “mari kita shalat”. Jadi ajakannya baru muncul setelah position statement dan testimoni. Dalam marketing pun demikian. Jangan langsung mengajak menggunakan atau membeli produk/services Anda, tapi yakinlah terlebih dahulu dengan position statement dan testimoni. 

Dalam shalat terdapat ajakan kedua yaitu “mari meraih kemenangan”. Al falah bukan semata kemenangan persaingan tapi juga sering dimaknai kebahagiaan. Berarti ajakan shalat memiliki tujuan agar seseorang dapat mendapatkan manfaat berupa kebahagiaan. 

Dalam marketing ajakan pun tidak hanya menggunakan atau membeli produk/services tapi juga ajakan untuk merasakan dan mendapatkan manfaat produk/services kita.

Akhirnya seruan adzan ditutup dengan kata “laa ilaaha illallah” tiada Tuhan selain Allah. Apa maksudnya, bahwa segala yang kita lakukan harus semata-mata untuk ibadah kepada Allah. Shalat dilaksanakan bukan karena ingin dipuji sebagai orang yang beriman tapi niatnya harus semata-mata karena Allah. Demikian pula dengan segala aktivitas kita termasuk dalam marketing. 

Dengan niat ini maka semuanya akan bernilai ibadah, jadi kerja adalah ibadah. Marketing pun demikian. Aktivitas marketing dilakukan dengan niat untuk menjalankan perintah Allah yaitu menjadi manusia bermanfaat dengan melakukan aktivitas marketing.

Previous PostGenerasi Tangguh 5-Ar
Next PostTiga Tanda Sukses Ramadhan
ARSIP MESSAGE OF THE DIRECTOR