Ramadhan, Pramuka dan Demonstrasi

Author :

Bagi para anggota Pramuka pasti ingat dengan Dasa Dharma Pramuka. Pertama, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tentu saja ini sangat relevan dengan Ramadhan di mana tujuan puasa adalah membangun insan yang bertakwa.

Kita tidak akan membahas satu persatu. Mari langsung ke dharma yang kesepuluh yaitu "suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan". 

Manusia memiliki tiga hal yaitu pikiran, perkataan dan perbuatan yang selalu harus  disucikan. Ramadhan sebagai bulan suci dapat membantu melalui puasa. Kita mulai dari perbuatan. Puasa melatih diri tidak melakukan perbuatan halal dari subuh sampai maghrib. Bukankah makan, minum dan hubungan suami istri adalah halal. Tapi diharamkan saat berpuasa.  Harapannya semoga latihan tidak melakukan hal yang dihalalkan akan memudahkan kita menjauhi perbuatan yang diharamkan.

Jika perbuatan kita sudah jauh dari yang diharamkan dan hanya melakukan yang diperintahkan maka itulah suci dalam perbuatan. Hal ini sejalan dengan definisi takwa yaitu melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Jadi puasa dapat menyucikan perbuatan untuk meraih derajat takwa.

Selanjutnya puasa juga menyucikan perkataan. Puasa tidak hanya menahan diri dari lapar, haus dan syahwat. Tapi juga menahan diri dari perkataan dusta, marah dan kotor. Banyak orang berpuasa namun hanya dapat lapar dan haus karena gagal menjaga perkataannya. Demikian ucapan Rasulullah. Agar puasanya berpahala maka selain menahan lapar dan haus, juga harus mengendalikan panca indra khususnya mulut dari perkataan yang tidak sesuai ajaran agama.


Agama mengajarkan agar manusia mengucapkan perkataan yang benar (qaulan sadidan) atau diam. Caranya dengan perkataan yang baik (qaulan ma'rufan),  mulia (qaulan kariman) dan lemah lembut (qaulan layyinan). Harapannya apa yang diucapkan pesannya dipahami(qaulan balighan) dan memberi bekas (qaulan tsakilan). Ramadhan melatih kita mewujudkan itu semua melalui puasa.

Selanjutnya puasa juga menyucikan pikiran. Orang yang berpuasa diharapkan hanya memikirkan hal yang benar, baik dan bersih. Jauh dari pikiran dan rencana jahat. Jauh dari pikiran kotor dan rencana maksiat. Berbaik sangka pada orang lain. Jauh dari curiga berlebihan dan prasangka buruk. Di bulan ramadhan di mana banyak kajian agama sebagai input ke dalam pikiran. Harapnnya input yang baik akan menghasilkan output pikiran  yang juga baik. Jadi puasa juga dapat menyucikan pikiran.

Jika pikiran, perkataan dan perbuatan telah suci maka hidup akan tenang, damai dan bahagia. Tidak ada dosa. Tidak ada lawan. Tidak ada niat buruk dalam kehidupan. Akan ada banyak teman. Muncul pemikiran brilian. Banyak orang yang senang.

Pikiran, perkataan dan perbuatan juga harus sejalan. Jika perkataan dan perbuatan sejalan itulah orang yang jujur karena mengatakan yang sebenarnya. Jika perbuatan sesuai dengan perkataan maka itulah orang amanah dan bertanggung jawab, taro ada taro.gau. Apa yang dijanjikan betul-betul ditunaikan dan dijalankan. 

Hati-hati bagi para orang tua. Jika berjanji kepada anak untuk memberikan hadiah jika berprestasi maka harus dipenuhi. Juga para atasan di tempat kerja. Jika berjanji kepada karyawan akan memberikan bonus, kenaikan gaji dan benefit lainnya jika mencapai target  kinerja, maka juga harus ditepati.

Hati-hati juga bagi para pemimpin di setiap tingkatan dari RT, RW, Kepala Desa, Bupati, Walikota, Gubernur dan Presiden. Saat kampanye Pemilukada dan Pilpres kadang para calon obral banyak janji agar terpilih. Hati-hati karena janji adalah utang. Rakyat akan menagih realisasinya.

Kejadian hari ini 11 April 2022 di mana para mahasiswa di seluruh Indonesia turun ke jalan melakukan demonstrasi salah satu tuntutannya adalah pemenuhan janji-janji kampanye Presiden Jokowi. Semoga demonstrasi berlangsung aman. Pemerintah di sisa waktu sekitar 2 tahun dapat bekerja keras, cerdas dan cepat untuk merealisasikan janji-janjinya agar dikenang sebagai pemerintahan yang sesuai perkataan dan perbuatan.

Previous PostMenuju Perguruan Tinggi Berkualitas
Next PostLima Kunci Kehidupan
ARSIP MESSAGE OF THE DIRECTOR