Kaizen Ala Jepang di Sekolah
Ada yang menarik di Athirah sebulan terakhir ini. Terdapat 64 kelompok atau sekitar 200 guru dan karyawan melakukan final presentation hasil project improvement yang dilakukannya melalui metode Kaizen ala Jepang.
Apa itu Kaizen? Kaizen berasal dari bahasa Jepang yang artinya perbaikan berkelanjutan. Hal yang diperbaiki yaitu kualitas produk dan pelayanan, efisiensi biaya dan kecepatan waktu produksi dan pelayanan.
Perbaikan tidak harus hal yang besar. Tapi bisa dimulai dari hal yang kecil. Asalkan terus menerus dilakukan sehingga dampaknya secara jangka panjang jadi besar. Juga jika ada masalah kecil tidak akan membesar. Jadi berlaku peribahasa "sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit".
Itulah kunci sukses produk industri Jepang sehingga dapat bersaing yaitu adanya perbaikan yang berkelanjutan sehingga inovasi dan solusi terus tercipta dan proses kerja efektif dan efisien.
Kembali ke cerita awal Kaizen di Athirah. Dari 64 kelompok tersebut ada guru Baby House, TK, SD, SMP dan SMA. Juga ada tata usaha serta office boy. Tema projeknya juga beragam. Mulai dari perbaikan proses pembelajaran, mendisiplinkan siswa, menghemat penggunaan kertas sampai cara membersihkan kaca jendela di lokasi yang sulit dan tinggi.
Sebelum sampai di tahap akhir terlebih dahulu peserta dibekali ilmu tentang Kaizen melalui seminar dan pelatihan. Seminar untuk membuka wawasan tentang pentingnya perbaikan berkelanjutan pada hal yang kecil.
Lalu di pelatihan mereka diajarkan tentang cara menyusun proposal kaizen yang singkat, padat dan jelas. Dalam waktu 4-8 jam semua kelompok berhasil membuat proposal yang berisi tentang problem identification, setting target, root cause analysis with fish bone and five whys, kaizen plan, time schedule with PDCA cycle.
Selanjutnya manajemen melakukan monitoring kaizen plan untuk memastikan jadwalnya dijalankan dengan baik. Lalu dilakukan gemba atau check kondisi lapangan. Ada gemba 1 dan gemba 2 agar temuan kendala di gemba 1 dapat ditangani dan dicek lagi di gemba 2.
Jika di gemba 2 sudah tidak ada masalah maka kelompok bisa menyusun final report yang berisi aktivitas sejak perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan standarisasi. Selanjutnya dipresentasikan di depan tim panelis untuk menilai kelulusan kaizen project.
Apa dampak dari ini semua? Tercipta critical thinking yaitu kepekaan melihat masalah. Lalu creative thinking untuk mencari solusi. Dilanjutkan dengan team work and collaboration karena bekerja sebagai team.
Dunia pendidikan perlu mengadopsi Kaizen ala Jepang ini agar terjadi perbaikan berkelanjutan di proses pembelajaran dan pelayanan pendidikan. Jika ini dilakukan maka kualitas pendidikan akan terus terjaga dan dapat mengikuti perkembangan zaman.
Athirah mencoba melakukan itu dan semoga ini menjadi inspirasi bagi sekolah yang lain. Mari berlomba dalam kebaikan.