Latih Resiliensi, SMA Islam Athirah Bone Kirim Siswa Mengikuti Athirah Mengabdi
SMA Islam Athirah Bone menggelar Athirah Mengabdi 2024, salah satu kegiatan tahunan yang wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas XII. Kegiatan ini digelar mulai tanggal 19 hingga 23 Februari 2024 mendatang di 7 posko lokasi berbeda di kabupaten Bone. Posko tersebut masing-masing tersebar di Kelurahan Cellu, Desa Mallari, Desa Pattiro, Desa Lanca, Desa Lampoko, dan dua posko di Kelurahan Majang.
Athirah Mengabdi merupakan program yang digagas untuk membangun resiliensi dan membekali kecakapan hidup bagi siswa dalam bentuk pengabdian ke desa-desa. Program ini sudah dirintis sejak tahun 2016 dan menjadi salah satu program unggulan SMA Islam Athirah Bone. Meski demikian, program ini sempat vakum pada saat pandemi dan baru kali pertama kembali digelar tahun ini. Adapun kegiatan yang dilakukan siswa selama program ini adalah diantaranya mengajar siswa di sekolah-sekolah tingkat SD/MI dan SMP/MTs, mengajar membaca Alquran, bakti sosial, membimbing kelas tambahan OSN SD, membuat kelas seni, workshop, dan lain sebagainya.
Sebelum berangkat ke lokasi Athirah Mengabdi, siswa mengikuti Pembekalan kemudian melakukan Rapat Kerja Posko bersama dengan anggota posko masing-masing. Pembekalan bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait esensi dari kegiatan pengabdian serta menyampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan selama kegiatan berlangsung, sementara Rapat Kerja Posko menjadi wadah diskusi dalam menyusun program yang akan dilaksanakan. Tiap posko memiliki struktur yang terdiri dari ketua, bendahara, dan anggota yang didampingi oleh satu guru. Ada 10 sampai 11 orang yang disebar di posko-posko dari total 74 siswa kelas 12 tahun ajaran 2023/2024 ini.
Kepala SMA Islam Athirah Bone, Syamsul Bahri, S.Pd.I., M.Pd.,sangat mendukung program ini. “Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat desa yang mereka datangi, namun juga memberikan pengalaman berharga bagi siswa untuk belajar tentang realitas kehidupan masyarakat pedesaan. Mereka belajar beradaptasi dengan lingkungan baru, bekerja dalam tim, dan memahami pentingnya kolaborasi antara sekolah dan masyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan.”
“Meskipun baru dua hari mengikuti kegiatan Athirah Mengabdi, saya sudah mendapatkan banyak hal. Saya belajar berbagi apa yang saya dapatkan selama menempuh studi di Athirah Bone. Sederhana tapi kebermanfaatannya besar. Lebih luas, saya belajar banyak tentang pelajaran hidup. Misal, saya belajar tidak mengeluh ketika siswa yang saya ajar belum paham penjelasan, sabar itu ternyata bukan cuma ucapan tapi tindakan. Bekerjasama juga penting dan menjadi kunci kebersamaan selama kegiatan ini.”, ujar Darmianti, salah satu peserta Athirah Mengabdi, saat ditemui di poskonya di Desa Mallari. (Tim Web Athirah Bone)